Senin 14 Nov 2022 00:40 WIB

Di Depan Rusia, China dan AS, PM Kamboja Sebut Ketegangan Global Rugikan Semua Orang

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan ketegangan global telah banyak merugikan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan di depan delegasi Rusia, China dan Amerika Serikat (AS) bahwa ketegangan global saat ini telah merugikan semua orang.
Foto: AP/Heng Sinith
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan di depan delegasi Rusia, China dan Amerika Serikat (AS) bahwa ketegangan global saat ini telah merugikan semua orang.

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyerukan persatuan pada East Asia Summit di Kamboja, Ahad (13/11/2022). Dia mengatakan di depan delegasi Rusia, China dan Amerika Serikat (AS) bahwa ketegangan global saat ini telah merugikan semua orang.

Pemimpin negara yang menjabat sebagai ketua bergilir Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ini mengatakan, kepentingan dunia untuk bekerja sama menyelesaikan perbedaan secara damai. Komentar itu muncul ketika ketegangan regional tetap tinggi antara AS dan China atas aspirasi regional Taiwan. Sementara invasi Rusia ke Ukraina telah mengganggu rantai pasokan global, menyebabkan kenaikan harga energi dan pangan jauh di luar Eropa.

Baca Juga

Tanpa menyebut nama negara mana pun, Hun Sen berharap para pemimpin akan merangkul dengan menanamkan nilai-nilai kebersamaan. "Semangat kebersamaan dalam menegakkan multilateralisme, pragmatisme, dan saling menghormati yang terbuka dan inklusif dalam mengatasi tantangan eksistensial dan strategis yang kita semua hadapi," ujarnya.

“Banyak tantangan dan ketegangan saat ini telah menghambat upaya keras kami di masa lalu untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan menyebabkan kesulitan yang lebih besar bagi kehidupan masyarakat,” katanya saat membuka pertemuan yang berjalan bersamaan dengan 40th and 41st ASEAN Summit

Peserta East Asia Summit termasuk Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri China Li Keqiang. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga ikut serta dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh para pemimpin Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Jepang, dan lain-lain.

Biden berjanji sehari sebelumnya, bahwa AS akan bekerja dengan ASEAN, memberi tahu para pemimpin koalisi vital yang strategis bahwa akan membangun masa depan yang lebih baik yang ingin semua pihak lihat di wilayah tersebut. Dia menekankan untuk berkolaborasi  membangun kawasan yang bebas dan terbuka, stabil dan sejahtera, serta tangguh dan aman.

"Saya berharap dapat melanjutkan kerja sama kita dengan ASEAN dan dengan Anda masing-masing untuk memperdalam perdamaian dan kemakmuran di seluruh kawasan guna menyelesaikan tantangan dari Laut China Selatan hingga Myanmar dan menemukan solusi inovatif untuk tantangan bersama,” kata Biden mengutip iklim dan keamanan kesehatan di antara bidang-bidang kerjasama.

Sementara itu, Li mengatakan pada pertemuan ASEAN bersama China, Jepang, dan Korea Selatan, bahwa situasi keamanan global sedang bergolak. Belum lagi dia menekankan unilateralisme dan proteksionisme melonjak, risiko ekonomi dan keuangan meningkat, serta pembangunan global dihadapkan pada tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagai ekonomi utama di Asia Timur, Li mengatakan, kelompok itu perlu tetap berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, pembangunan dan kemakmuran di kawasan dan sekitarnya. Kekompakan itu, menurutnya, diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement