REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berusaha mengambil peran utama di kawasan Asia-Pasifik. Dia menyebut NATO sudah menggeser garis pertahanannya ke Laut China Selatan.
Lavrov mengatakan, NATO sudah tidak menjadi aliansi defensif murni. Mereka menjadi aliansi demikian ketika Uni Soviet dan Pakta Warsawa masih eksis. Menurut Lavrov, karena Uni Soviet dan Pakta Warsawa tak ada lagi, tidak jelas dari siapa NATO mempertahankan atau membela diri mereka.
“Mereka (NATO) telah memindahkan garis pertahanan ini lebih dekat ke perbatasan kami (Rusia) beberapa kali. Sekarang mereka mengumumkan di KTT Madrid musim panas ini bahwa mereka memiliki tanggung jawab global dan bahwa keamanan Euro-Atlantik dan Wilayah Indo-Pasifik tidak dapat dipisahkan," kata Lavrov kepada awak media setelah berpartisipasi dalam East Asia Summit di Phnom Penh, Kamboja, Ahad (13/11/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
“Faktanya, mereka sekarang mengklaim bahwa mereka akan memainkan peran utama di sini (kawasan Asia-Pasifik) dan sudah menggeser apa yang disebut garis pertahanan ke Laut China Selatan,” ujar Lavrov menambahkan.
Lavrov khawatir jika NATO “memiliterisasi” kawasan Asia-Pasifik. Moskow, kata Lavrov, secara terus terang menguraikan penilaiannya terkait hal ini dalam East Asia Summit.
“Sayangnya, hal ini tidak akan membuat AS dan sekutunya mempertimbangkan kepentingan sebagian besar negara yang ada di sini. Tapi kami akan terus menyampaikan posisi kami, meskipun tidak ada konsensus di ASEAN tentang bagaimana melanjutkan bidang keamanan di kawasan ini. Jadi jika tujuannya adalah untuk menabur keraguan di ASEAN dan mencoba melemahkan posisi monolitik mereka, maka Amerika telah mencapai tujuan mereka," ucapnya.
Lavrov mencatat, posisi sebagian besar negara ASEAN fokus membela kepentingannya sendiri dan tidak mensubordinasikan tindakan ASEAN pada pemain ekstra-regional. “Para mitra kami menilai tinggi posisi Rusia, posisi China, yang mendukung pelestarian peran sentral ASEAN,” ujarnya.