REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam peristiwa ledakan yang terjadi di jalan perbelanjaan Istiklal yang sibuk di Istanbul, Ahad (13/11/2022). Hingga berita ini ditulis, insiden itu telah menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 50 orang.
“Unit-unit terkait di negara kita sedang bekerja untuk menemukan para pelaku di balik serangan keji ini,” kata Erdogan dalam sebuah konferensi pers, dilaporkan laman Al Arabiya.
Meski belum ada penangkapan terhadap pelaku maupun yang mengklaim bertanggung jawab, Erdogan menduga ledakan di jalan Istiklal merupakan serangan teror. “Mungkin salah jika kita mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah teror. Namun menurut tanda-tanda awal, ada bau teror di sana,” ucapnya.
Dia menegaskan bahwa Turki tidak gentar terhadap terorisme. “Upaya untuk mengambil alih Turki dan bangsa Turki lewat terorisme tidak akan pernah terwujud, hari ini maupun besok,” ujar Erdogan.
Ledakan di jalan Istiklal terjadi pada Ahad, pukul 16:20 waktu setempat. Karena lokasi itu kerap dikunjungi turis lokal dan mancanegara, ledakan tersebut segera memicu kepanikan. Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan bagaimana orang-orang berlari berhamburan ke segala arah tak lama setelah ledakan terjadi.
“Saya berada 50-55 meter jauhnya, dan tiba-tiba saya mendengar ledakan. Saya melihat tiga atau empat orang di tanah,” kata Cemal Denizci (57 tahun), seorang warga Turki yang berada di jalan Istiklal saat ledakan terjadi, dikutip laman Turkish Minute.
Dia pun melihat bagaimana orang-orang berlarian panik setelah ledakan terjadi. “Ada asap hitam. Suaranya sangat keras, hampir memekakkan telinga,” ucapnya.
Menurut Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya, selain enam korban terkonfirmasi tewas, ledakan di jalan Istiklal turut melukai 53 lainnya. Kepolisian Turki telah memblokir akses ke lokasi kejadian.