REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak akan mengecam tindakan sewenang-wenang Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpartisipasi dalam KTT G20. Menurutnya, perang yang dikobarkan Rusia di Ukraina telah memicu penderitaan dunia.
“Perdana Menteri (Sunak) akan menggunakan KTT G20 sebagai kesempatan untuk mengutuk tindakan semena-mena Presiden Putin dan memaksa Rusia melihat penderitaan dunia yang diakibatkan oleh aksi kekerasan Rusia yang tidak berperikemanusiaan ini,” kata Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin (14/11/2022).
Inggris menilai, semua masyarakat dunia merasakan dampak perang di Ukraina. Dua yang signifikan adalah melambungnya harga pangan dan energi. Di KTT G20, Rishi Sunak akan menawarkan lima rencana ekonomi kepada para pemimpin negara anggota untuk menghadapi situasi tersebut.
Pertama, menggunakan bantuan pemerintah secara efektif untuk memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan, baik di negara sendiri maupun secara internasional. Kedua mengakhiri penggunaan produksi dan distribusi makanan sebagai senjata. Terkait poin kedua, Sunak menyerukan agar tindakan segera diambil untuk mendukung perdagangan makanan global guna menurunkan biaya hidup bagi semua orang dan menyelamatkan mereka yang kelaparan.
“Ini termasuk menyerukan pembaruan Inisiatif Laut Hitam pada 19 November mendatang dan komitmen bersama G20 untuk tidak pernah menggunakan produksi serta distribusi makanan sebagai senjata,” kata Sunak dalam pernyataan yang tercantum di rilis Kedubes Inggris untuk Indonesia.
Ketiga, memperkuat keamanan energi dan mengurangi ketergantungan energi Rusia. “Kita harus mengakhiri cengkeraman Rusia dalam hal energi global. Sebagai bagian dari usaha ini, kami akan bekerja sama dengan para mitra untyk membuka investasi yang dibutuhkan untuk mempercepat transisi hijau,” ujar Sunak.
Keempat, membuka perdagangan global. Ini termasuk meningkatkan persetujuan perdagangan bebas bilateral dan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kelima memberikan keuangan yang jujur dan transparan serta dapat diandalkan guna membantu negara berkembang tumbuh secara berkelanjutan. “Ini termasuk tindakan cepat untuk membantu negara-negara miskin untuk bisa lebih baik mengelola beban utangnya dan memberikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk tidak meminjam dari sumber-sumber yang akan mengeksploitasi mereka,” kata Sunak.