Prancis mengkritik keras penanganan Italia terhadap Ocean Viking. Sebagai pembalasan, Prancis mengumumkan penarikan diri dari mekanisme "solidaritas" Uni Eropa yang disetujui pada Juni untuk merelokasi 3.000 migran dari Italia.
Italia menyebut tanggapan Prancis "tidak proporsional" dan "agresif" dan mendapat dukungan dari negara-negara garis depan Mediterania lainnya, termasuk Yunani, Malta, dan Siprus. Keempat negara itu menulis pernyataan bersama pada Sabtu (12/11/2022), menyerukan mekanisme solidaritas wajib yang baru untuk menerima migran. Keempat negara meminta Komisi Eropa untuk memulai pembicaraan tentang pengaturan kapal penyelamat swasta yang lebih baik.
Italia mencatat telah menyambut hampir 90 ribu migran tahun ini, jauh lebih banyak daripada negara Eropa lainnya. Namun, hanya sebagian kecil dari mereka yang tinggal di Italia dan mengajukan suaka. Sebagian besar migran melanjutkan perjalanan ke utara dengan harapan dapat menjangkau kerabat dan komunitas migran yang lebih mapan di Prancis, Jerman, Swedia, dan tempat lain.
Prancis jauh mengungguli Italia dalam hal memproses permohonan suaka. Data dari Januari hingga Agustus menunjukkan, Jerman menerima aplikasi terbanyak tahun ini, mencapai 100 ribu, diikuti Prancis dengan 82.535. Sedangkan Italia membuntuti Spanyol dan Austria di tempat kelima dengan 43.750 aplikasi.
Juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran menegaskan kembali pada Ahad, Prancis tidak akan lagi menyambut lebih dari riga ribu orang dari Italia, termasuk 500 pada akhir tahun sebagai bagian dari mekanisme solidaritas Eropa. Dia menyebut Italia sebagai pecundang dalam skenario tersebut.
“Kami tidak akan mempertahankan proposal yang sudah direncanakan,” kata Veran.