Senin 14 Nov 2022 15:20 WIB

Arab Saudi Kutuk Serangan Bom di Istanbul Turki 

Serangan bom di Istanbul Turki dikutuk Arab Saudi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
 Arab Saudi Kutuk Serangan Bom di Istanbul Turki. Foto:  Bom Turki
Foto: Harian Republika
Arab Saudi Kutuk Serangan Bom di Istanbul Turki. Foto: Bom Turki

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH – Arab Saudi mengutuk serangan bom yang terjadi di jalan Istiklal, Istanbul, Turki. Sedikitnya enam orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden tersebut.

 "Kerajaan mengutuk dengan keras pengeboman teroris yang menargetkan daerah Taksim di Istanbul tengah, yang menyebabkan kematian dan cedera sejumlah warga sipil," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Asharq Al-Awsat, Senin (14/11/2022).

Baca Juga

 Saudi pun menegaskan dukungan untuk Turki. "Kerajaan (Saudi) menegaskan dukungannya untuk Turki melawan tindakan pengecut ini dan menyampaikan belasungkawa serta simpati yang tulus kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Turki," kata Kemenlu Saudi menambahkan.

 Otoritas Turki telah menahan 22 orang, termasuk individu yang diduga memasang bom di jalan Istiklal. Turki menuding kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mendalangi serangan yang terjadi pada Ahad (13/11/2022), sekitar pukul 16:20 waktu setempat tersebut.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, perintah penyerangan di jalan Istiklal bersumber dari Kobani, sebuah kota di Suriah utara. Di kota tersebut, militer Turki menggelar operasi untuk memerangi kelompok Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari PKK. "Menurut temuan kami, organisasi teroris PKK yang bertanggung jawab (atas serangan di jalan Istiklal, Istanbul)," ujar Soylu, dilaporkan Anadolu Agency.

PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement