REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Sebuah ledakan yang mengguncang Jalan Istiklal di daerah Beyoglu, Istanbul pada Ahad (13/11/2022) menewaskan enam orang dan melukai 81 lainnya, kata wakil presiden Turki.
Fuat Oktay, yang mengunjungi lokasi kejadian, mengatakan kepada wartawan di Taksim Square bahwa ledakan itu dianggap sebagai aksi terorisme, dan seorang penyerang wanita meledakkan bom di tengah kerumunan.
Memberikan rincian lebih lanjut tentang serangan itu, Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan seorang wanita duduk di salah satu bangku di jalan selama lebih dari 40 menit, dan ledakan terjadi hanya beberapa menit setelah dia bangun.
Bozdag menambahkan bahwa penyelidikan terkait serangan itu sedang berlangsung, dan dugaan sekantong bahan peledak diledakkan secara otomatis atau melalui remote control dari kejauhan.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca memberikan informasi terbaru terkait kondisi mereka yang terluka, dan mengatakan 39 dari yang terluka telah dipulangkan.
Dari pasien yang dirawat di rumah sakit, lima tengah dirawat secara intensif, sedangkan dua lainnya berada dalam kondisi kritis, tambah Koca.
Menurut Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya, ledakan itu terjadi sekitar pukul 16.20 waktu setempat, dan polisi dan petugas penalangan kondisi darurat dikerahkan ke lokasi kejadian pasca ledakan.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sesaat sebelum berangkat ke Bali untuk menghadiri KTT G20 ke-17, mengatakan serangan bom itu "berpotensi bermotif terorisme."
Dia mengatakan negaranya tidak akan tunduk pada terorisme, dan semua pelakunya akan diidentifikasi dan dihukum seberat-beratnya.
Para pemimpin dunia, termasuk dari Pakistan, Swedia, Ukraina, Italia, Slovenia, Azerbaijan dan negara-negara lain, telah mengutuk serangan itu dan mengirimkan pesan belasungkawa kepada Turki.