Senin 14 Nov 2022 19:55 WIB

Xi Jinping Bertemu Biden: Dunia Berharap China dan AS Akur

Dunia berharap China dan Amerika Serikat akan mengatasi hubungan dengan tepat

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, di Bali, Indonesia.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, di Bali, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertemu untuk pertama kalinya saat hubungan kedua negara berada di titik terendah beberapa dekade. Hal tersebut dipicu ketidaksepakatan dalam berbagai isu mulai dari Taiwan sampai perdagangan.

Pertemuan langsung pertama sejak Biden berkuasa ini digelar di Bali, Indonesia, sebelum pertemuan 20 perekonomian terbesar di dunia atau G-20. Agenda utama pertemuan ini diperkirakan seputar invasi Rusia ke Ukraina.

Biden dan Xi tersenyum saat berjabat tangan di depan bendera AS dan China di Hotel Mulia, Bali. "Senang bertemu anda," kata Biden pada Xi, Senin (14/11/2022).

Di hadapan wartawan Biden mengatakan berkomitmen untuk mempertahankan jalur komunikasi dengan China di tingkat personal dan pemerintah.

"Sebagai pemimpin dua bangsa, kami berbagi tanggung jawab, dalam pandangan saya, untuk menunjukkan China dan Amerika Serikat dapat mengelola perbedaan, mencegah kompetisi menjadi konflik, dan untuk mencari cara bekerja sama dalam isu-isu darurat dunia yang membutuhkan kerja sama," katanya.

Ia menyinggung perubahan iklim dan krisis pangan sebagai masalah yang dunia harap akan diatasi AS dan China. Merespon pernyataan Biden, Xi mengatakan hubungan kedua negara belum memenuhi harapan dunia.

"Sehingga kami harus memetakan arah hubungan China-AS, kami harus menemukan arah yang tepat untuk memajukan dan meningkatkan hubungan bilateral," kata Xi.

"Dunia berharap China dan Amerika Serikat akan mengatasi hubungan dengan tepat," tambahnya.

Xi melanjutkan ia menantikan untuk bekerja sama dengan Biden membawa kembali hubungan kedua negara ke jalur yang benar. Kedua kepala pemerintahan itu tidak mengenakan masker tapi delegasi mereka memakainya.

Topik utama mereka diperkirakan seputar Taiwan, Ukraina dan ambisi nuklir Korea Utara yang dibahas tanpa kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin. Menteri Luar Negeri Sergie Lavrov mewakili Putin dalam pertemuan G-20.

Pertemuan ini menjadi pertemuan internasional kepala pemerintah pertama sejak Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari lalu. Kremlin mengatakan Putin terlalu sibuk untuk menghadiri kegiatan ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement