Selasa 15 Nov 2022 06:22 WIB

Joe Biden dan Xi Jinping Sepakat Tolak Senjata Nuklir

Biden melakukan pertemuan pertamanya setelah lima tahun tak bertemu dengan Xi Jinping

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Presiden AS Joe Biden, kiri, tiba bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menghadiri pertemuan di sela-sela KTT G20, Senin, 14 November 2022, di Bali, Indonesia.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden AS Joe Biden, kiri, tiba bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menghadiri pertemuan di sela-sela KTT G20, Senin, 14 November 2022, di Bali, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dirinya dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk menolak penggunaan senjata nuklir. Kesepakatan ini muncul saat mereka melakukan pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Pertemuan Biden dengan Xi Jinping yang berlangsung selama 3,5 jam tersebut membahas banyak hal salah satunya adalah persoalan antara Rusia dan Ukraina. "Kami membahas agresi Rusia terhadap Ukraina dan kami berdua sepakat untuk mengecam penggunaan senjata nuklir. Penggunaan nuklir tidak bisa diterima," ujar Biden.

Baca Juga

Biden melakukan pertemuan pertamanya setelah lima tahun tak bertemu dengan Xi Jinping. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama kedua belah pihak setelah berselisih pendapat sehingga memicu perang dingin.

Biden mengatakan kerap melakukan komunikasi dengan Xi baik secara formal maupun informal meski hanya melalui sambungan telepon ataupun surat. Ia mengapresiasi pertemuan keduanya sebagai sinyal memperkuat hubungan kedua negara.

"Tidak ada perang dingin. Saya sudah melakukan pertemuan bekali kali dengan Xi Jinping meski tidak bertatap muka langsung. Kami melakukan komunikasi yang baik dan terbuka antara satu sama lain," tegas Biden.

Biden juga menegaskan pertemuan tatap muka pertama dirinya dengan Xi Jinping akan dilanjutkan pada pertemuan bilateral lainnya di lain kesempatan. Biden merinci ia membahas banyak hal dengan Xi Jinping terkait potensi kerjasama antara kedua negara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement