Selasa 15 Nov 2022 11:43 WIB

Jerman dan Polandia Nasionalisasi Anak Perusahaan Gas Alam Rusia

Nasionalisasi Gazprom bertujuan untuk mengamankan pasokan di tengah krisis energi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Logo Gazprom Germania terlihat di kantor pusat perusahaan di Berlin, 6 April 2022. Jerman dan Polandia mengumumkan pengambilalihan terpisah atas perusahaan gas alam di bawah raksasa energi Rusia, Gazprom pada Senin (14/11/2022).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman dan Polandia mengumumkan pengambilalihan terpisah atas perusahaan gas alam di bawah raksasa energi Rusia, Gazprom pada Senin (14/11/2022). Jerman dan Polandia mengatakan, langkah tersebut bertujuan untuk mengamankan pasokan saat Eropa bergulat dengan krisis energi.

Jerman mengatakan sedang menasionalisasi bekas anak perusahaan Gazprom beberapa bulan setelah ditempatkan di bawah kendali sebuah badan pemerintah. Ini adalah nasionalisasi terbaru dalam industri energi sejak invasi Rusia. 

Baca Juga

Bekas anak perusahaan Gazprom tersebut, yaitu Gazprom Germania. Nama perusahaan itu telah berganti nama menjadi Securing Energy for Europe (SEFE). Pemerintah Jerman mengambil langkah untuk mencegah bahaya kebangkrutan karena beban utang yang tinggi, dan memastikan perusahaan tetap berjalan. SEFE terlibat dalam perdagangan, pengangkutan, dan penyimpanan gas alam di Jerman dan negara-negara tetangga.

"Perusahaan ini adalah perusahaan kunci untuk pasokan energi Jerman," ujar pernyataan Kementerian Perekonomian Jerman.

Jerman adalah importir utama gas Rusia. Jerman belum menerima pasokan gas dari Rusia sejak akhir Agustus. Sementara pasokan gas ke Polandia terputus pada April.

Ketidakjelasan atas kepemilikan dan sanksi juga menyebabkan keputusan untuk menasionalisasi bekas anak perusahaan Gazprom. Pada awal April, pemerintah Jerman menempatkan regulator jaringannya untuk bertanggung jawab atas Gazprom Germania. Regulator ditunjuk sebagai wali perusahaan, dengan hak untuk memberhentikan dan mengangkat manajer. Perusahaan tersebut kemudian terkena sanksi terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan, sanksi Rusia menempatkan perusahaan dalam situasi keuangan yang sulit. Mitra bisnis dan bank telah mengakhiri hubungan dengan perusahaan atau menolak untuk membangun bisnis baru sebagai akibat dari situasi kepemilikan yang tidak jelas.

SEFE telah menerima pinjaman pemerintah senilai 11,8 miliar euro untuk menstabilkan perusahaan. Jumlah pinjaman telah ditingkatkan menjadi 13,8 miliar euro.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement