REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Menteri Tenaga Kerja Qatar Ali Bin Samikh Al-Marri mengatakan fitnah dan tuduhan yang dilontarkan ke negara Teluk itu menjelang Piala Dunia 2022 telah berubah menjadi retorika kebencian dan rasialis. Terutama untuk tujuan menyinggung rakyat dan tim nasional Qatar.
Al-Marri berbicara dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Komite Hak Asasi Manusia Parlemen Eropa di Brussels, Senin (14/11/2022). Dia kemudian membantah tuduhan yang dibuat oleh beberapa media mengenai proyek Piala Dunia Qatar.
Dia menyebut ada tuduhan yang berlebihan dan rasialisme terhadap negaranya saat menyelenggarakan acara internasional ini. Ia menekankan Qatar menerima kritik konstruktif, tetapi menolak ketergantungan pada sumber-sumber palsu.
“Kritik terhadap Qatar dan turnamen Piala Dunia merupakan terorisme intelektual dan media serta perang psikologis atas dasar rasialisme dari beberapa pihak yang tidak menyukai penyelenggaraan turnamen di Qatar,” katanya, dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (15/11/2022).
Al-Marri juga meminta organisasi hak asasi manusia internasional mengambil sikap tegas terhadap semua orang yang melakukan serangan rasialis dan kebencian terhadap rakyat Qatar dan tim nasional mereka. Beberapa hari yang lalu, sebuah laporan yang diterbitkan oleh situs web Euroscope menemukan kampanye melawan Qatar yang diluncurkan dengan partisipasi surat kabar Inggris dan Prancis, termasuk dalam kerangka hasutan terbuka tanpa memberikan bukti nyata.
Al-Marri mencatat laporan Inggris dan Prancis tidak menjelaskan penanganan Qatar atas tuduhan terhadapnya atau perbaikan yang dibuatnya terhadap undang-undang atau kebebasan perburuhan.