REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China (MFA) berharap hubungan bilateral dengan Inggris tetap terjaga meskipun Presiden Xi Jinping gagal melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Rishi Sunak di sela-sela Konferens Tingkat Tinggi G20 di Bali.
"China berkomitmen menjaga hubungan dengan Inggris tetap stabil dan berkembang berdasarkan saling menghormati dan saling menguntungkan," kata juru bicara MFA Mao Ning di Beijing, Rabu.
Sebelumnya, pertemuan bilateral antara Presiden Xi dan PM Sunak dijadwalkan berlangsung di Bali pada Rabu. Namun, pertemuan kedua pemimpin itu tiba-tiba batal karena Sunak dan beberapa kepala negara anggota G7 menggelar pertemuan darurat di sela-sela KTT G20 di Bali.
Para pemimpin G7 itu melangsungkan pertemuan darurat setelah rudal jatuh di Polandia --negara yang berbatasan dengan Ukraina-- hingga mengakibatkan dua orang tewas.
Padahal, pertemuan Xi-Sunak seharusnya menjadi pertemuan pertama bagi kedua pemimpin itu karena dalam lima tahun terakhir hubungan China-Inggris mengalami berbagai kendala.
"Kami berharap Inggris bersedia bekerja sama dengan China untuk mencapai cita-cita bersama," kata Mao.
Sementara itu terkait dengan jatuhnya rudal di Polandia, dia menyerukan semua pihak menahan diri guna menghindari meningkatnya ketegangan. "Posisi China dalam masalah Ukraina konsisten dan jelas. Dialog dan negosiasi untuk menyelesaikan krisis secara damai harus menjadi prioritas utama," kata diplomat perempuan itu.