Kamis 17 Nov 2022 09:09 WIB

Amazon PHK Massal Ratusan Karyawan

Amazon mempekerjakan lebih dari 1,5 juta pekerja secara global.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Sebuah truk Amazon Prime melaju di Pacifica, California, pada 15 Desember 2020. Amazon telah memulai PHK massal di jajaran perusahaannya, menjadi perusahaan teknologi terbaru yang memangkas tenaga kerjanya di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang lingkungan ekonomi yang lebih luas.
Foto: AP Photo/Jeff Chiu
Sebuah truk Amazon Prime melaju di Pacifica, California, pada 15 Desember 2020. Amazon telah memulai PHK massal di jajaran perusahaannya, menjadi perusahaan teknologi terbaru yang memangkas tenaga kerjanya di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang lingkungan ekonomi yang lebih luas.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amazon melakukan Pemutusan hubungan kerja atau PHK massal di jajaran perusahaannya. Amazon menjadi perusahaan teknologi terbaru yang memangkas tenaga kerja di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang cakupan ekonomi yang lebih luas.

Pada Selasa (15/11/2022) perusahaan memberi tahu otoritas regional di California bahwa mereka akan memberhentikan sekitar 260 pekerja di berbagai fasilitas yang mempekerjakan ilmuwan data, insinyur perangkat lunak, dan pekerja lainnya.  Pemutusan hubungan kerja itu berlaku efektif mulai 17 Januari.

Baca Juga

Amazon mempekerjakan lebih dari 1,5 juta pekerja secara global. Raksasa ritel online, termasuk raksasa teknologi dan media sosial lainnya, memperoleh keuntungan yang cukup besar selama pandemi Covid-19, karena kebijakan lockdown atau penguncian membuat sebagian besar orang tidak keluar rumah. Sebagian besar orang berbelanja lewat e-commerce. Tetapi pertumbuhan pendapatan melambat karena pandemi mereda dan konsumen kurang bergantung pada e-commerce.

Amazon yang berbasis di Seattle ini melaporkan dua kerugian berturut-turut tahun ini. Kerugian didorong oleh penurunan nilai investasi sahamnya di start-up kendaraan listrik Rivian Automotive.  

Dalam upaya untuk mengurangi biaya, Amazon telah menghentikan beberapa proyeknya, termasuk anak perusahaan fabric.com, Amazon Care, dan robot pengiriman rumah Scout. Amazon juga  menunda atau membatalkan rencana untuk menempati beberapa gudang baru di seluruh negeri. Chief Financial Officer Amazon, Brian Olsavsky mengatakan, perusahaan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi periode pertumbuhan yang lebih lambat dan berhati-hati untuk  merekrut karyawan dalam waktu dekat.

Amazon akan menghentikan sementara perekrutan tenaga kerja korporatnya, karena menghadapi biaya tinggi. Karyawan yang bekerja di unit berbeda, termasuk Alexa dan platform cloud gaming Amazon Luna, mengatakan, mereka diberhentikan pada Selasa (15/11/2022). 

“Sebagai bagian dari proses peninjauan perencanaan operasi tahunan kami, kami selalu melihat setiap bisnis kami dan apa yang kami yakini harus kami ubah,” ujar juru bicara Amazon, Kelly Nantel.

Dalam catatan kepada tim perangkat dan layanan yang dibagikan Amazon di situs webnya, Wakil Presiden Senior David Limp mengatakan, perusahaan sedang mengkonsolidasikan beberapa tim dan program. Dia mengatakan, perusahaan akan memberikan dukungan kepada karyawan yang terkena PHK, termasuk memberikan bantuan dalam menemukan peran baru.  

Jika seorang karyawan tidak dapat menemukan peran baru di dalam perusahaan, Amazon akan memberikan pembayaran pesangon, dukungan penempatan kerja eksternal, dan tunjangan transisi.

Analis di Wedbush Securities, Daniel Ives yakin Amazon kemungkinan akan mempertahankan tenaga kerja dan investasinya di area yang menguntungkan seperti unit komputasi cloud AWS. Amazon akab memangkas biaya di area non-strategis seperti Alexa dan proyek moonshot lainnya.

“Perusahaan-perusahaan ini mempekerjakan pekerja dengan tingkat yang sangat tinggi, dan itu tidak berkelanjutan.  Sekarang ada beberapa langkah menyakitkan di depan," kata Ives.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement