Kamis 17 Nov 2022 16:55 WIB

Kamala Harris akan Bahas Taiwan dengan Presiden Filipina

Filipina ingin memainkan peran dalam menjaga AS dan China dapat hidup berdampingan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris akan bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pekan depan
Foto: AP/Leah Millis/Pool Reuters
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris akan bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pekan depan

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris akan bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pekan depan. Duta Besar Filipina untuk AS mengatakan mereka akan membahas ketegangan di Taiwan.

"Saya yakin mereka akan membahas situasi Taiwan," kata Duta Besar Jose Manuel Romualdez, Kamis (17/11/2022).

Ia menambahkan Filipina ingin memainkan peran dalam menjaga AS dan China dapat hidup berdampingan. Romualdez mengatakan Harris tampaknya akan memberi "arahan yang cukup baik" mengenai pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di Bali, Indonesia pekan ini.

Biden dan Xi berbicara selama tiga jam di sela pertemuan 20 perekonomian terbesar di dunia. Beijing sudah lama mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahannya sendiri bagian dri wilayahnya.

China juga tidak mengesampingkan kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menegaskan kekuasaan di pulau tersebut. Beijing kerap menuduh Washington mendukung gerakan kemerdekaan Taiwan.

"Apa yang terjadi di Taiwan, akan berdampak pada seluruh kawasan ASEAN (Asia Tenggara), bila terjadi konflik di Taiwan, tidak akan ada yang selamat, Filipina bagian dari keseluruhan," kata Romualdez.

Kunjungan Harris ke Filipina menjadi kunjungan keduanya ke Asia dalam tiga bulan terakhir. Tapi kunjungan pertamanya ke negara Asia Tenggara itu.

Ia dijadwalkan singgah di Kepulauan Palawan di ujung Laut China Selatan yang disengketakan. Langkah yang mungkin akan memicu kecaman dari China.

Beijing mengklaim sebagian wilayah perairan di lepas pantai Palawan dan sebagian besar Laut China Selatan dengan peta historis sebagai rujukannya. Namun putusan pengadilan arbitrasi tahun 2016 lalu menyatakan klaim China tidak memiliki dasar hukum, dan kemenangan Manila dalam sidang itu belum ditegakan.

Harris merupakan pejabat tertinggi AS yang berkunjung ke Filipina sejak Marcos terpilih. Presiden Filipina itu merupaka putra diktaktor Ferdinand Marcos Sr yang Washington bantu melarikan diri ke Hawaii selama "pemberontakan rakyat" tahun 1986.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu Marcos bulan Agustus lalu. Ia menegaskan komitmen AS pada pertahanan Filipina selama kedua negara itu sekutu.

"Semua kunjungan-kunjungan ini jelas mengindikasi betapa seriusnya mereka melihat hubungan kami dengan Amerika Serikat lebih penting dari sebelumnya karena apa yang terjadi di sisi dunia yang ini," kata Romualdez.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement