Kamis 17 Nov 2022 21:35 WIB

Sekjen PBB Sambut Baik Perpanjangan Inisiatif Gandum Laut Hitam

Sekjen PBB sambut perpanjangan kesepakatan gandum Laut Hitam

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ia menyambut baik kesepakatan semua pihak untuk memperpanjang kesepakatan gandum Laut Hitam
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ia menyambut baik kesepakatan semua pihak untuk memperpanjang kesepakatan gandum Laut Hitam

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ia menyambut baik kesepakatan semua pihak untuk memperpanjang kesepakatan gandum Laut Hitam. Perjanjian yang memfasilitasi ekspor pertanian Ukraina melalui pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam.

Perjanjian yang disepakati pada Juli itu dibentuk untuk melindungi koridor transit di laut dan dirancang memperbaiki kelangkaan pangan global. Caranya dengan mengizinkan ekspor dari tiga pelabuhan di Ukraina yang merupakan produsen gandum dan biji bunga matahari.

"Saya menyambut kesepakatan semua pihak untuk melanjutkan inisiatif gandum Laut Hitam untuk memfasilitasi navigasi aman ekspor gandum, produk makanan dan pupuk dari Ukraina," kata Guterres dalam pernyataannya Kamis (17/11/2022).

Guterres mengatakan PBB juga "sepenuhnya berkomitmen untuk menghapus sisa rintangan untuk mengekspor makanan dan pupuk dari Federasi Rusia" bagian dalam kesepakatan yang bagi Moskow sangat penting.

Sejak Juli sudah sekitar 11,1 juta ton produk pertanian telah dikirimkan. Termasuk 4,5 juta ton jagung dan 3,2 juta ton gandum.

Harga gandum di Chicago Board of Trade jatuh setelah berita perjanjian diperpanjang muncul. Dengan kontrak patokan turun 1,6 persen menjadi 8,04 dolar AS per gantang sementara harga jagung turun 0,7% menjadi 6,60 dolar AS per gantang.

Turunnya ekspor komoditas dari Ukraina setelah invasi Rusia bulan Februari lalu cukup berperan pada krisis pangan global ahun ini. Tapi krisis pangan juga dipicu beberapa faktor lainnya seperti pandemi Covid-19 dan bencana-bencana alam terkait perubahan iklim seperti kekeringan di Argentina di Amerika Serikat (AS).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement