Jumat 18 Nov 2022 17:42 WIB

Wanita Terobos Pengamanan Presiden, DPR Berharap Evaluasi Protokol Paspampres

Wanita itu sebenarnya hanya ingin bertemu dan berjabat tangan dengan Presiden Jokowi.

Rep: Amri Amrullah / Red: Agus Yulianto
Sekretaris Kabinet Pramono Anung
Foto: Republika/Wihdan
Sekretaris Kabinet Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden seorang wanita yang menerobos pasukan pengamanan presiden (Paspampres) saat acara akhir G20 di Bali menjadi sorotan publik. Anggota DPR Komisi I dari Fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi berharap, tetap harus ada evaluasi protokol pengamanan presiden saat itu, agar kejadian serupa tidak terulang.

Bobby mengatakan, pengamanan untuk pemimpin negara seperti presiden dan wakil presiden memang memiliki standar operasional prosedur yang khusus. Di satu sisi memang harus sangat ketat dalam pengamanan, namun di sisi yang lain juga tidak berlebihan.

"Iya memang Paspampres punya protokol keamanan tertentu dalam melakukan tugas nya di medan yang berbeda-beda. Mungkin ke depan perlu di evaluasi, agar pengamanan Presiden bisa terjaga tapi tidak terlihat berlebihan," kata Bobby kepada wartawan, Jumat (20/11/2022).

Memposisikan situasi mana pengamanan yang tepat itulah, menurut dia, memang jadi keterampilan khusus dan kecerdikan bagi Paspampres. Karena itu, setiap saat diperlukan evaluasi, sehingga ketepatan pengamanan itu bisa terwujud.

"Jangan juga terlalu longgar agar kejadian seperti Pak Wiranto tidak terulang dan bisa dicegah," terangnya.

Maka, Bobby mengatakan, pemahaman akan situasi di lapangan sangat sangat dibutuhkan. Pengamatan ini perlu terus inovasi agar definisi pengamanan yang 'cukup' ,' pas' , tidak berlebihan, bisa adaptif dengan acara-acara Presiden.

"Saya rasa Paspampres saat ini sudah baik dan bisa lebih baik lagi," imbuhnya.

Kejadian seorang perempuan nekat menerobos iring-iringan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berada di Denpasar, Bali, terjadi pada Kamis (19/11/2022) usai seluruh rangkaian kegiatan KTT G20 di Bali. Saat itu, mobil rombongan kepresidenan melintas untuk menuju Pasar Badung, Bali.

Tiba-tiba seorang wanita berpakaian putih dan bawahan biru masuk ke iring-iringan kepala negara. Perempuan tersebut buru-buru menghampiri pintu kiri belakang mobil dan menarik tangan Presiden Joko Widodo. Seketika wanita itu pun langsung akan diamankan oleh Pasampres, walau akhirnya dia diperbolehkan menjabat tangan presiden.

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung mengatakan, wanita tersebut sebenarnya hanya ingin bertemu dan berjabat tangan dengan Presiden Jokowi karena dia mengidolakannya. Pramono mengatakan, Presiden Jokowi justru merespons santai peristiwa itu dan meminta Paspampres tidak bertindak berlebihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement