REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris akan bertemu Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Harris melakukan kunjungan ke sejumlah negara Asia Tenggara yang bertujuan meningkatkan hubungan dan melawan pengaruh regional China.
Harris merupakan pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Manila sejak Marcos mengambil alih kekuasaan pada Juni. Kunjungannya ini menandakan hubungan yang berkembang antara sekutu lama setelah hubungan dingin di bawah Rodrigo Duterte.
Harris juga akan bertemu Wapres Filipina Sara Duterte dalam kunjungannya. Kemungkinan kunjungannya akan membahas perjanjian pertahanan bersama dan pakta 2014 yang dikenal dengan singkatan EDCA. Perjanjian tersebut memungkinkan militer AS untuk menyimpan peralatan dan pasokan pertahanan di lima pangkalan Filipina.
Hal ini juga memungkinkan pasukan AS untuk memutar melalui pangkalan militer tersebut. EDCA terhenti di bawah Rodrigo Duterte tetapi AS dan Filipina telah menyatakan dukungannya untuk mempercepat implementasinya ketika Cina mulai mendekat.
"Kami telah mengidentifikasi lokasi baru dan telah memulai proses dengan Filipina untuk menyelesaikannya," kata seorang pejabat AS menjelang pertemuan Harris dengan Marcos, dikutip laman Channel News Asia, Senin (21/11/2022).
"Amerika Serikat telah mengalokasikan lebih dari 82 juta dolar AS untuk implementasi (dari pangkalan yang ada) dan lebih banyak lagi sedang dalam proses," ujarnya menambahkan.
Pada Selasa (22/11/2022), Harris dijadwalkan mengunjungi provinsi pulau Palawan yang terletak di sepanjang perairan yang diperebutkan di Laut Cina Selatan. Seperti diketahui Cina mengeklaim kedaulatan atas hampir seluruh laut, sementara Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih atas bagian-bagiannya.
Beijing telah mengabaikan putusan pengadilan internasional 2016 bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum. Harris akan bertemu dengan anggota Penjaga Pantai Filipina di salah satu dari dua kapal penjaga pantai terbesar di negara itu dan menyampaikan pidato.
"Dia (Harris) akan menegaskan kembali kekuatan aliansi dan komitmen kami untuk menegakkan tatanan berbasis aturan internasional di Laut Cina Selatan dan Indo-Pasifik yang lebih luas", kata pejabat AS itu, menggunakan istilah AS untuk kawasan Asia-Pasifik.