Selasa 22 Nov 2022 10:21 WIB

AS Tolak Aksi Militer yang Merusak Stabilitas Suriah

AS sampaikan keprihatinan pada Turki atas dampak serangan terhadap ISIS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Akibat penembakan terlihat di kamp Maram di provinsi Idlib, Suriah, Minggu, 6 November 2022. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington akan terus melawan tindakan militer yang merusak stabilitas di Suriah. Juru bicara Departemen itu mengatakan AS telah mengkomunikasikan keprihatinannya pada Ankara atas dampak serangan yang bertujuan memerangi ISIS.
Foto: AP Photo/Ghaith Alsayed
Akibat penembakan terlihat di kamp Maram di provinsi Idlib, Suriah, Minggu, 6 November 2022. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington akan terus melawan tindakan militer yang merusak stabilitas di Suriah. Juru bicara Departemen itu mengatakan AS telah mengkomunikasikan keprihatinannya pada Ankara atas dampak serangan yang bertujuan memerangi ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington akan terus melawan tindakan militer yang merusak stabilitas di Suriah. Juru bicara Departemen itu mengatakan AS telah mengkomunikasikan keprihatinannya pada Ankara atas dampak serangan yang bertujuan memerangi ISIS.

"Kami meminta Turki melawan setiap operasi, seperti yang telah kami desak pada mitra Suriah kami melawan serangan atau eskalasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga

"Kami terus menolak setiap aksi militer yang merusak stabilitas situasi Suriah atau melanggar kedaulatan Iran melalui aksi militer tidak dikoordinasikan dengan pemerintah Irak, kami juga menolak serangan terbaru ke selatan Turki yang dilaporkan menimbulkan sejumlah korban jiwa," kata juru bicara tersebut.

Pekan lalu Turki mengatakan mereka berencana untuk mengejar target-target di utara Suriah setelah menyelesaikan operasi lintas batas terhadap milisi Partai Buruh Kurdi (PKK) di Irak. Operasi itu digelar setelah serangan bom dua pekan yang lalu di Istanbul.

Pemerintah Turki yakin pelaku pengeboman itu adalah milisi Kurdi. Pada 13 November lalu ledakan di Istiklal Avenue menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 80 orang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement