REPUBLIKA.CO.ID, VENESIA -- Sebuah sistem bendungan yang dibangun untuk melindungi Venesia dan Piazza San Marco dari banjir mendapatkan tantangan dari air pasang yang sangat tinggi saat hujan lebat melanda Italia pada Selasa (22/11/2022). Badan cuaca memperkirakan gelombang setinggi 170 cm dapat meningkatkan peringatan akan potensi banjir yang dapat menyebabkan sebagian besar kota laguna terendam air.
Tapi, Mose yang merupakan sistem 78 pintu air dari lantai laguna Venesia diaktifkan terlebih dahulu semalaman. Cara ini melindungi kota dari ketinggian air yang terlihat di laut.
Penduduk setempat dan beberapa turis pemberani terlihat berkeliaran di sekitar pusat bersejarah kota meskipun angin kencang dan hujan lebat. Selama bertahun-tahun, kota ini telah dipengaruhi oleh air pasang biasa atau "acqua alta" dalam bahasa Italia, seperti pada 2019. Ketika itu kota tersebut dihancurkan oleh air pasang tertinggi kedua yang pernah tercatat dan peristiwa serupa juga pernah terjadi pada dua tahun lalu.
Kejadian ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang diperburuk oleh perubahan iklim. Mulai dari naiknya permukaan laut, kemudian air pasang yang tidak biasa, hingga penurunan tanah yang menyebabkan permukaan tanah kota tenggelam merupakan hal yang tidak bisa dihindari.
Pasang tinggi diperkirakan berlangsung hingga Rabu dan Kamis (23-24/11/2022), dengan perkiraan pasang hingga 140 cm untuk kedua hari tersebut. "Jika penghalang Mose tidak ada, Venesia akan terendam air secara dahsyat," kata Menteri Transportasi Italia Matteo Salvini.
Mose dirancang pada 1984, proyek bernilai miliaran euro ini ditujukan untuk melindungi Venesia dari gelombang pasang hingga tiga meter, jauh melampaui rekor saat ini. Namun selama bertahun-tahun, proyek tersebut telah terganggu oleh korupsi, pembengkakan biaya, dan penundaan yang berkepanjangan. Skema Mose singkatan dari nama proyek itu dalam bahasa Italia dan merujuk pada Nabi Musa pertama kali mulai beroperasi pada Oktober 2020.