REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pada 23 November 1963, Lyndon Baines Johnson (55 tahun) memulai jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat. Dia dilantik kemarin hanya dua jam setelah seorang pembunuh menembak kepala Presiden John F. Kennedy.
Seperti dilansir laman BBC History, Rabu (23/11/2022), mantan wakil presiden itu mengambil sumpahnya di pesawat kepresidenan di Pangkalan Angkatan Udara Andrew. Ibu negara baru, Claudia Alta Taylor Johnson, menyaksikan pengambilan sumpah bersama dengan istri mendiang Kennedy Jacqui Kennedy, yang saat itu kaus kakinya masih berlumuran darah suaminya.
Pesawat itu terbang ke Washington dengan peti mati presiden yang terbunuh setelah upacara. Setibanya di Washington, presiden Johnson berkata, "Saya akan melakukan yang terbaik. Hanya itu yang bisa saya lakukan."
Presiden Johnson kemudian berpidato di sesi gabungan Kongres dalam waktu tiga hari. Ia kemungkinan besar dia akan menguraikan program kedepannya. Para analis mengatakan mungkin akan ada sedikit perubahan kebijakan dengan pemilihan presiden kali ini.
Presiden baru muncul dengan sosok sederhana namun bakal menjadi salah satu orang paling kuat di dunia. Anak tertua dari lima bersaudara, ia lahir di sebuah peternakan Texas pada 1908 dalam latar belakang yang miskin.
Johnson bekerja sebagai guru sebelum memasuki politik sebagai sekretaris anggota kongres Texas pada 1931. Presiden Roosevelt segera melihat bakatnya dan menjadikannya direktur Administrasi Pemuda Nasional di Texas pada 1935.
Setelah menjalani enam masa jabatan berturut-turut di House of Representative, ia memasuki senat pada 1948 dan dengan cepat naik pangkat dan mendapatkan jabatan yang kuat. Dia mengarahkan Undang-Undang Hak Sipil melalui senat pada 1957 meskipun oposisi dari dalam partainya sendiri.
Pada 1960 Johnson mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Demokrat yang kalah dari Kennedy yang kemudian mengundangnya untuk menjadi pasangannya. Dia dianggap oleh beberapa komentator sebagai ahli kompromi dengan otak politik yang cakap. Johnson menikah dan dikaruniai dua anak perempuan, Lynda berusia 19 tahun dan Lucy berusia 16 tahun.
Johnson terpilih kembali oleh mayoritas besar pada 1964. Dia mendapatkan popularitas yang luas untuk program reformasi sosialnya yang memperkenalkan perbaikan dalam undang-undang hak-hak sipil, perumahan dan perawatan medis untuk orang tua.
Presiden mulai kehilangan dukungan sebagai akibat berlanjutnya keterlibatan pasukan AS di Vietnam. Pada 1968 ia menyerah pada tuntutan untuk menghentikan pemboman Vietnam Utara.
Dia kemudian mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri untuk pemilihan ulang dan pensiun ke peternakannya di Texas pada tahun 1969. Dia menerbitkan memoarnya, "The Vantage Point" pada 1971. Dia meninggal pada tahun 1973.