REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN – Presiden Rusia Vladimir Putin meyakinkan Armenia bahwa mereka merupakan sekutu Moskow. Hal itu disampaikan setelah Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengkritik aliansi keamanan Collective Security Treaty Organization (CSTO) yang dipimpin Rusia.
“Anda telah berbicara tentang hubungan bilateral kita, yang tentunya bersekutu dan memiliki akar yang dalam,” kata Putin saat melakukan pembicaraan dengan Pashinyan di sela-sela pertemuan para pemimpin negara anggota CSTO yang digelar di Yerevan, Armenia, Rabu (23/11/2022), dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.
Pada kesempatan itu, Putin turut menyampaikan selamat kepada Pashinyan atas keberhasilan Armenia menjadi presiden CSTO tahun ini. “Armenia telah melakukan pekerjaan ini pada tingkat yang sangat tinggi, secara aktif. Tentu saja, mungkin tidak pernah, atau sangat jarang untuk menyepakati semua masalah, tetapi secara umum, pekerjaan itu sangat intensif dan bermanfaat,” ucapnya.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang mendampingi Putin ke Yerevan mengatakan bahwa Armenia akan tetap menjadi anggota CSTO. “Armenia pasti akan tetap ada,” ujar Peskov saat ditanya awak media apakah Armenia akan tetap menjadi anggota CSTO.
“Terlepas dari kerumitannya, terlepas dari kenyataan bahwa, seperti yang dikatakan para pemimpin dalam pidato mereka, tidak semuanya dapat dinegosiasikan, acara (KTT SCTO) sekali lagi menunjukkan perlunya format ini, serta permintaan dan kelangsungan hidup CSTO," kata Peskov menambahkan.
Nikol Pashinyan telah mengkritik CSTO. Menurutnya, aliansi keamanan yang dipimpin Rusia itu telah gagal memberikan perlindungan kepada negaranya dalam menghadapi agresi Azerbaijan. “Sejauh ini kita telah gagal untuk membuat keputusan tentang reaksi CSTO terhadap agresi Azerbaijan terhadap Armenia,” kata Pashinyan dalam pidatonya pada pertemuan para pemimpin negara anggota CSTO di Yerevan, Rabu lalu.
Pashinyan menilai, sangat menyedihkan bahwa keanggotaan Armenia di CSTO gagal menahan agresi Azerbaijan. “Fakta ini sangat merusak citra CSTO, baik di negara kami maupun di luar negeri,” ucapnya.
Belum lama ini, Armenia mengusulkan pembentukan zona demiliterisasi di sepanjang perbatasannya dengan Azerbaijan di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan. Kedua negara telah berulang kali terlibat pertempuran dan konfrontasi di wilayah tersebut. “Saya telah mengajukan inisiatif untuk menciptakan zona demiliterisasi di sekitar Nagorno-Karabakh. Kami juga mengajukan inisiatif untuk mendirikan zona demiliterisasi sepanjang tiga kilometer di sepanjang perbatasan Armenia-Azerbaijan,” kata Pashinyan pada 10 November lalu.