REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY - Sidang kasus korupsi di Vatikan, Kamis (24/11/2022), mendengarkan percakapan telepon antara terdakwa utama, Kardinal Angelo Becciu dan Paus Fransiskus yang direkam secara diam-diam.
Rekaman itu dibuat tanpa sepengetahuan Paus oleh seseorang yang tengah bersama Becciu dalam sebuah kamar pada bulan Juli 2021 sebelum persidangan dimulai dan ketika Paus masih menjalani pemulihan usai dioperasi.
Para wartawan diminta untuk meninggalkan ruang sidang ketika rekaman itu diputar.
Para pengacara yang mendengarkannya mengatakan bahwa Becciu meminta Paus untuk memastikan bahwa pemimpin Gereja Katolik itu telah mengizinkan pembayaran untuk membantu pembebasan seorang biarawati yang diculik di Afrika.
Dalam percakapan itu, kata mereka, Paus tampak bingung dan heran kenapa Becciu meneleponnya.
Mereka juga mengatakan bahwa Paus berkali-kali meminta sang kardinal untuk mengirimkan nota tertulis tentang apa yang dia inginkan.
Pada tahun 2018, Becciu --saat itu merupakan orang ketiga paling berkuasa di Vatikan-- menyewa jasa terdakwa lain, Cecilia Marogna, seorang analis keamanan gadungan, untuk membebaskan seorang biarawati Kolombia yang diculik di Mali oleh sebuah kelompok yang dikaitkan dengan Al Qaida.
Marogna (44) menerima 575.000 euro (sekitar Rp9,4 miliar) dari Sekretariat Negara, departemen paling penting di Vatikan, pada tahun 2018-2019 ketika Becciu masih bekerja di sana.
Uang tersebut lalu dikirim ke sebuah perusahaan yang didirikan Marogna di Slovenia. Dia menerima sejumlah uang tunai, menurut informasi yang terungkap dalam sidang.
Polisi mengetahui bahwa Marogna telah menghabiskan banyak uang untuk kepentingan pribadi, termasuk membeli baju mewah bermerek dan mengunjungi spa.
Marogna didakwa dengan pasal penggelapan, sedangkan Becciu didakwa dengan pasal penggelapan, korupsi, dan penyalahgunaan jabatan.
Keduanya, seperti delapan terdakwa lain, membantah semua dakwaan.
Kepada pers pada hari Kamis, kepala penuntut umum pada sidang tersebut, Alessandro Diddi, mengatakan bahwa pihaknya telah memulai investigasi untuk memastikan apakah Becciu terlibat dalam konspirasi kejahatan.
Alessandro Diddi mengatakan telah menyampaikan perinciannya kepada pihak pengadilan.
Para pengacara Becciu mengatakan bahwa mereka tidak tahu jika ada tuduhan baru. Pernyataan itu tidak mengomentari percakapan telepon yang diperdengarkan dalam sidang.
Setahun sebelum persidangan dimulai, Fransiskus memecat Becciu atas dugaan nepotisme. Becciu membantah melakukan sesuatu untuk membantu keluarganya secara finansial.
Pada hari Kamis, Becciu menghadapi orang yang menuduhnya, Monsinyur Alberto Perlasca, yang merupakan mantan asisten pribadinya.
Perlasca mengatakan bahwa pada sidang bagaimana dia diperintahkan untuk melakukan pembayaran yang menurutnya tidak biasa.
Ia mengaku mengirim 100.000 euro (sekitar Rp1,6 miliar) ke badan amal di Sardinia, tanpa mengetahui bahwa badan itu terkait dengan keluarga Becciu.
Becciu sebelumnya mengatakan bahwa badan amal itu membantu menciptakan lapangan kerja di kawasan miskin.
Persidangan itu berusaha mengungkap kasus pembelian sebuah gedung di London oleh Sekretariat Negara.
Ke-10 terdakwa yang diduga terlibat termasuk sejumlah mantan pegawai Vatikan dan perantara asal Italia yang disebut oleh jaksa telah memeras Vatikan.