Senin 28 Nov 2022 22:10 WIB

AS Pertimbangkan Kirim Senjata Tempur untuk Ukraina

Boeing akan memasok Ukraina dengan bom presisi kecil dan dipasang pada roket.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Peluru howitzer M777 yang dipasok AS tergeletak di tanah untuk ditembakkan ke posisi Rusia di wilayah Donbas timur Ukraina 18 Juni 2022. AS dilaporkan tengah mempertimbangkan proposal untuk mengirimkan senjata tempur canggih untuk Ukraina.
Foto:

Meski beberapa unit GLSDB sudah dibuat, namun pengadaan formal masih banyak kendala logistik. Rencana Boeing memerlukan pengabaian penemuan harga, membebaskan kontraktor dari tinjauan mendalam yang memastikan Pentagon mendapatkan kesepakatan terbaik.  

Setiap pengaturan juga akan membutuhkan setidaknya enam pemasok untuk mempercepat pengiriman suku cadang dan layanan mereka untuk memproduksi senjata dengan cepat. Hingga berita ini dimuat Reuter, Boeing enggan berkomentar.

Juru bicara Pentagon Letnan Cmdr Tim Gorman juga menolak berkomentar ketika ditanya soal memberikan kemampuan khusus ke Ukraina. Namun demikian ia mengatakan AS dan sekutunya mengidentifikasi dan mempertimbangkan sistem yang paling tepat yang akan membantu Kiev.

Meskipun Amerika Serikat (AS) telah menolak permintaan untuk rudal ATACMS dengan jangkauan 185 mil (297 km), jangkauan 94 mil (150 km) GLSDB akan memungkinkan Ukraina untuk mencapai target militer yang berharga yang berada di luar jangkauan. Senjata ini membantunya terus menekan serangan baliknya dalam mengganggu daerah belakang Rusia.

GLSDB dibuat bersama oleh SAAB AB dan Boeing Co dan telah dikembangkan sejak 2019, jauh sebelum invasi, yang disebut Rusia sebagai "operasi khusus". Pada Oktober, kepala eksekutif SAAB Micael Johansson mengatakan harapannya tentang kerja sama ini. "Kami segera mengharapkan kontrak untuk itu," katanya.

Menurut dokumen proposal Boeing untuk Komando Eropa AS (EUCOM), yang mengawasi senjata yang menuju ke Ukraina komponen utama GLSDB akan berasal dari toko AS saat ini. Motor roket M26 relatif berlimpah, dan GBU-39 masing-masing berharga sekitar 40 ribu dolar AS membuat GLSDB yang lengkap menjadi murah dan komponen utamanya tersedia.  

Meskipun produsen senjata berjuang dengan permintaan, faktor-faktor tersebut memungkinkan untuk menghasilkan senjata pada awal 2023, meskipun pada tingkat produksi yang rendah. Menurut situs SABB, GLSDB dipandu GPS dapat mengalahkan beberapa gangguan elektronik, dan dapat digunakan di semua kondisi cuaca, dan juga dapat digunakan melawan kendaraan lapis baja.

 

GBU-39, yang akan berfungsi sebagai hulu ledak GLSDB memiliki sayap lipat kecil yang memungkinkannya meluncur lebih dari 100 km jika dijatuhkan dari pesawat dan menargetkan diameter sekecil tiga kaki. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement