REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih bergabung dengan sejumlah politisi dari Partai Republik mengkritik mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang makan malam dengan supremasi kulit putih Nick Fuentes. Gedung Putih mengatakan tidak ada tempat di Amerika untuk "kekuatan jahat" seperti rasisme, fanatisme dan anti-Semitisme.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan ia seharusnya tidak mengomentari semua gerak-gerik Trump yang bulan ini mengatakan akan maju lagi dalam pemilihan presiden. Tapi, kata Jean-Pierre, sangat penting mengecam perilaku semacam itu "dengan pernyataan paling tegas."
"Tidak ada tempat bagi jenis kekuatan jahat ini di masyarakat kami, ketika anda mengatakan hal seperti ini, ketika anda tidak bersuara melawan pernyataan beracun dan berbahaya seperti ini, maka juga sangat berbahaya bagi dirinya sendiri," katanya, Senin (28/11/2022).
Trump mengatakan pertemuannya dengan Fuentes di kediamannya Mar-A-Lago di Florida tidak sengaja. Tapi tetap menarik kritik dari anggota Partai Republik termasuk Gubernur Arkansas Asa Hutchinson yang menuduh Trump memberdayakan ekstremisme.
Pada awal bulan ini Trump mengatakan ia berencana untuk maju lagi dalam pemilihan presiden sebagai kandidat dari Partai Republik. Meski ia dapat tantangan dari Gubernur Florida Ron DeSantis dan mantan wakilnya Mike Pence.
"Presiden Trump salah memberikan nasionalis kulit putih, seorang anti-semit dan penyangkal Holocaust kursi dan meja dan saya pikir ia seharusnya meminta maaf," kata Pence di NewsNation.
Departemen Kehakiman AS mengkategorikan Fuentes sebagai pendukung supremasi kulit putih. Ia menghadiri unjuk rasa pendukung Trump yang berakhir dengan serangan ke Capitol Hill pada 21 Januari 2021 lalu.
Organisasi sipil Anti-Defamation League mengatakan Fuentes pernah "dengan bercanda menyangkal Holocaust dan membandingkan orang Yahudi yang dibakar di perkemahan konsentrasi sebagai kue di oven." Gedung Putih sudah menyerang Trump pada Ahad (26/11/2022) lalu.
"Fanatisme, kebencian dan anti-semitisme jelas tidak punya tempat di Amerika termasuk di Mar-A-Lago," kata Gedung Putih.
Namun Jean-Pierre melangkah lebih jauh dengan menyoroti tanggung jawab semua orang untuk menyuarakan perlawanan pada orang-orang yang menyangkal Holocaust dan yang mendukung sikap itu.