REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Selasa (29/11/2022) menyerukan pembebasan pemimpin serikat pekerja Kamboja, Chhim Sithar dan anggota lainnya. Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Sithar ditangkap setelah kembali ke Kamboja dari konferensi buruh di Australia.
Pihak berwenang Kamboja sebelumnya telah mencampuri hak-hak pekerja dengan menahan para pemimpin serikat pekerja. Pihak berwenang juga menahan pekerja yang memprotes pemutusan hubungan kerja karyawan NagaWorld.
"Kami mendesak pihak berwenang Kamboja untuk membebaskan Chhim Sithar dan semua anggota serikat buruh yang ditahan. Mereka menggunakan hak mereka atas kebebasan berserikat dan berkumpul secara damai. Batalkan tuntutan terhadap mereka, dan bergerak untuk menyelesaikan perselisihan mereka secara konstruktif," kata pernyataan Department Luar Negeri AS.
Seorang pengacara Kamboja-Amerika dan aktivis hak asasi manusia, Theary Seng, termasuk di antara 60 tokoh oposisi yang dipenjara pada Juni atas tuduhan berkonspirasi melakukan pengkhianatan. Chhim Sithar adalah kepala Persatuan Karyawan Khmer yang Didukung Hak Buruh di NagaWorld. Dia berada di garis depan aksi mogok di kasino terbesar Kamboja. Dia berhadapan dengan sejumlah polisi anti huru hara dalam protes di Phnom Penh.
Departemen Luar Negeri AS menegaskan kembali seruan untuk pembebasan Theary Seng. Departemen mengatakan, pemerintah Kamboja harus menjunjung tinggi kewajiban hak-hak buruh dan menengahi resolusi antara NagaWorld dan serikat pekerja.
Pusat Hak Asasi Manusia Kamboja menyatakan, Sithar ditangkap pada Sabtu (26/11/2022). Dia dituduh melanggar persyaratan jaminan yang melarangnya meninggalkan Kamboja. Sithar pernah ditangkap pada Januari, kemudian dibebaskan dengan jaminan pada Maret.
Karyawan kasino NagaWorld, yang dijalankan oleh Nagacorp Ltd yang terdaftar di Hong Kong (3918.HK), mulai menggelar protes pada Desember atas pemecatan 365 pekerja akibat pandemi Covid-19. Polisi menyebut pemogokan itu ilegal dan mengancam keamanan publik. NagaWorld menyebut pemutusan hubungan kerja itu tidak dapat dihindari karena bisnis lesu akibat pandemi.