Kamis 01 Dec 2022 10:35 WIB

Israel Pindahkan Unit Tentara Ultra-Ortodoks ke Dataran Tinggi Golan

Unit tentara ultra-Ortodoks dipindah setelah pria Palestina-AS yang ditangkap tewas

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Militer Israel pada Rabu (30/11/2022) mendepak unit tentara ultra-Ortodoks dari wilayah pendudukan Tepi Barat.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Militer Israel pada Rabu (30/11/2022) mendepak unit tentara ultra-Ortodoks dari wilayah pendudukan Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Militer Israel pada Rabu (30/11/2022) mendepak unit tentara ultra-Ortodoks dari wilayah pendudukan Tepi Barat. Unit tentara tersebut dikeluarkan setelah seorang pria Palestina-Amerika berusia 78 tahun yang ditangkap oleh unit itu tewas.

Militer Israel mengatakan, Batalyon Netzah Yehuda akan dipindahkan ke Dataran Tinggi Golan pada akhir tahun. Militer Israel tidak menyinggung kematian Omar Assad dalam pengumuman pemindahan unit tersebut. Assad meninggal setelah ditahan, diborgol dan ditutup matanya oleh tentara Israel.

Militer Israel mengatakan, keputusan pemindahan Batalyon Netzah Yehuda  diambil karena keinginan untuk mendiversifikasi penyebaran operasional mereka di berbagai area. Unit itu akan kembali ke Tepi Barat pada akhir tahun depan.

Netzah Yehuda atau "Judea Forever", adalah unit khusus untuk tentara Yahudi ultra-Ortodoks.  Unit tersebut dibentuk untuk mendorong para religius, yang sering mendapat pengecualian khusus dari wajib militer, untuk bergabung dengan tentara. Tetapi para anggotanya telah terlibat dalam kasus-kasus pelecehan di masa lalu.

Januari lalu, pasukan Netzah Yehuda menahan Assad di sebuah pos pemeriksaan. Assad diikat tangannya dan ditutup matanya.  Pasukan Israel kemudian melepaskan ikatan tangan Assad dan meninggalkannya dalam posisi tertelungkup di sebuah bangunan kosong.

Assad telah tinggal di AS selama empat dekade. Assad dinyatakan meninggal di rumah sakit setelah seorang warga Palestina menemukannya tidak sadarkan diri.  Tidak diketahui kapan tepatnya Assad meninggal dunia. Otopsi yang dilakukan oleh dokter Palestina menemukan Assad menderita kondisi kesehatan yang mendasarinya. Tetapi dokter juga menemukan memar di kepalanya, kemerahan di pergelangan tangannya karena diikat, dan pendarahan di kelopak mata karena matanya ditutup rapat.

Setelah protes dari pemerintah AS, militer Israel mengatakan insiden itu adalah peristiwa yang menyedihkan dan tidak menguntungkan. Israel menyebut insiden itu akibat dari kegagalan moral dan pengambilan keputusan yang buruk di pihak tentara. Seorang tentara menerima teguran dan dua tentara lainnya dipindahkan ke peran non-komando, atas insiden tersebut.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement