REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Mantan pemimpin China Jiang Zemin meninggal di Shanghai pada Rabu (30/11/2022), lapor media pemerintah. Jiang Zemin (96 tahun) meninggal karena leukemia dan kegagalan banyak organ pada pukul 12.13 waktu setempat (04.13 GMT), menurut Kantor Berita Xinhua.
Pengumuman kematiannya dibuat dalam "surat" bersama yang ditujukan kepada rakyat China oleh berbagai lembaga pemerintah, termasuk Partai Komunis China (CPC), lanjut kantor berita itu.
Dia berada di garis depan politik China selama 15 tahun, menjabat sebagai presiden dari tahun 1993 hingga 2003 dan sebagai sekretaris jenderal CPC dari tahun 1989 hingga 2002. Zemin juga menjadi ketua Komisi Militer Pusat dari tahun 1989 hingga 2004.
Pada 1985, dia menjabat sebagai wali kota Shanghai dan wakil sekretaris Komite Kota CPC Shanghai. Pada Sidang Paripurna Pertama Komite Pusat BPK ke-13 pada tahun 1987, dia terpilih menjadi kepala Biro Politik Komite Pusat BPK dan menjabat sebagai sekretaris Komite Kota Shanghai BPK.
“Selama kekacauan politik yang serius di China pada musim semi dan musim panas tahun 1989, Kamerad Jiang Zemin mendukung dan menerapkan keputusan yang tepat dari Komite Pusat Partai untuk menentang kerusuhan, mempertahankan kekuasaan negara sosialis dan melindungi kepentingan fundamental rakyat,” menurut penyiar negara CCTV.
“Kamerad Jiang Zemin adalah seorang pemimpin luar biasa yang memiliki prestise tinggi yang diakui oleh seluruh Partai, seluruh militer dan rakyat China dari semua kelompok etnis, seorang Marxis yang hebat, seorang revolusioner proletar yang hebat, negarawan, ahli strategi militer dan diplomat, seorang pejuang komunis yang telah lama teruji, dan pemimpin luar biasa dari tujuan besar sosialisme dengan karakteristik China,” tulis surat bersama itu, yang dikutip oleh kantor berita tersebut.
“Dia adalah inti dari kepemimpinan kolektif pusat generasi ketiga CPC dan pendiri utama Teori Tiga Perwakilan,” tambah media itu.