Sabtu 03 Dec 2022 15:32 WIB

PM Palestina Minta PBB Ajukan Inisiatif Perdamaian di Timur Tengah

PBB bertanggung jawab mewujudkan perdamaian Palestina

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh pada Jumat (2/12/2022) menyerukan kepada PBB agar mengajukan inisiatif perdamaian di Timur Tengah sebab badan dunia itu bertanggung jawab mewujudkan perdamaian melalui badan-badan PBB di kawasan itu.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh pada Jumat (2/12/2022) menyerukan kepada PBB agar mengajukan inisiatif perdamaian di Timur Tengah sebab badan dunia itu bertanggung jawab mewujudkan perdamaian melalui badan-badan PBB di kawasan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh pada Jumat (2/12/2022) menyerukan kepada PBB agar mengajukan inisiatif perdamaian di Timur Tengah sebab badan dunia itu bertanggung jawab mewujudkan perdamaian melalui badan-badan PBB di kawasan itu.

Seruan itu muncul ketika PM Shtayyeh menghadiri pertemuan Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina secara virtual yang diselenggarakan Komisi Sosial dan Ekonomi PBB untuk Asia Barat (ESCWA), Jumat, di markas besar PBB di New York.

Dia meminta para negara anggota PBB untuk mendukung permohonan Palestina supaya memperoleh keanggotaan penuh di PBB.

Shtayyeh juga mendesak para anggota untuk menekan Israel supaya pemilu dapat digelar di Palestina sekaligus meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.

"Sejak awal tahun ini dan di bawah pemerintahan Israel saat ini, militer di wilayah pendudukan telah membunuh lebih dari 200 warga negara Palestina dan menangkap ribuan orang lainnya. Pemerintah Israel yang baru juga telah bersumpah untuk meningkatkan perlawanan terhadap rakyat Palestina, geografi serta sejarah Palestina," kata dia.

Menurutnya, tujuan utama Israel adalah menghancurkan kemungkinan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Dia mengatakan pendudukan wilayah Palestina ini menghasilkan 50 miliar dolar AS (sekitar Rp768 triliun) per tahun dari penggunaan lahan.

Israelseharusnya tidak mengambil keuntungan dari pendudukan, kata Shtayyeh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement