REPUBLIKA.CO.ID, TIRANA -- Mark beruang coklat berbaring di kandangnya di dekat jalan Tirana yang sibuk. Dia menggigit tumpukan roti dan selada dengan lesu di depan jeruji besi yang sudah menahannya selama lebih dari 20 tahun.
Mark adalah yang terakhir dari lusinan beruang yang ditahan dalam kondisi seperti itu di luar restoran Albania. Cara ini digunakan sebagai cara untuk menarik dan menghibur para tamu yang datang.
"Ketika (kami) mulai pada 2016 ada lebih dari 30 beruang yang disimpan di kandang kecil," kata Magdalena Scherk Trettin dari badan amal yang akan menyelamatkan para beruang Four Paws International.
Dalam proses relokasi, tim yang dibawa Trettin memberikan obat penenang yang kuat kepada Mark. Cara itu perlu dilakukan karena Mark dalam persiapan perjalanan panjang ke Austria, tempat perlindungan yang dijalankan oleh organisasi global yang berbasis di Wina.
Ketika Mark tiba di restoran Sofra e Ariut (Meja Beruang), dia masih kecil, memperkirakan beruang ini lahir pada 1998. Restoran berpindah tangan setahun yang lalu dan pemilik barunya memilih untuk menyerahkannya, berencana untuk membongkar kandangnya.
Proses pelepasan Mark ini nyatanya tidak diterima dengan baik oleh seluruh pihak, salah satunya Misir Maxhuku yang tugasnya termasuk merawat Mark selama empat tahun terakhir. "Hari ini saya tidak enak badan karena mereka mengambil beruang itu. Kami sudah terbiasa tinggal bersamanya," katanya.
Four Paws mengatakan, undang-undang yang tidak memadai berarti beruang dan hewan liar lainnya tetap berisiko disalahgunakan sebagai hewan peliharaan atau tempat wisata di Albania, tempat 11 beruang lainnya diselamatkan. Organisasi ini juga menyelamatkan 16 di negara tetangga Kosovo, dengan mengoperasikan tempat perlindungan kedua.
Para ahli mengatakan, jumlah beruang di alam liar telah turun drastis di seluruh Balkan Barat dalam dua dekade terakhir. Penurunan ini akibat dari perusakan habitat dan perburuan ilegal.