REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua orang sumber mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) memungut tarif alumunium dan baja berdasarkan karbon yang dihasilkan negara yang memproduksinya. Langkah ini bagian dari upaya mengatasi perubahan iklim dan baja "kotor" dari China dan negara lain.
Proposal kantor Perwakilan Dagang AS yang akan dinegosiasikan dengan Uni Eropa akan mendirikan "perkumpulan" negara-negara yang ingin mengurangi emisi karbon. Rencana ini akan menetapkan standar polusi produksi baja dan alumunium.
Pada Kamis (8/12/2022) sumber mengatakan dalam rencana itu negara-negara yang melewati standard tersebut akan membayar lebih tarif ekspor baja ke negara yang emisinya lebih rendah. Negara produsen baja dan alumunium yang emisinya dibawah standar akan membayar tarif yang lebih sedikit.
Proposal itu sudah dibagikan ke industri dan pemerintah Uni Eropa. Rencana ini berkembang dari diskusi AS dan Uni Eropa mengenai produksi baja "hijau" satu tahun terakhir setelah Washington sepakat untuk menghapus tarif pada produksi baja dan alumunium Uni Eropa sebagai ganti dari sistem kuota.
Produsen baja AS mengklaim mereka penghasil karbon emisi terendah di dunia. Sebagian besar karena 70 persen baja Amerika dibuat dari besi bekas di tanur busur listrik atau dapur listrik busur cahaya bukan tanur sembur yang menggunakan batu bara.
Sementara produsen baja lain termasuk Eropa lebih banyak mengandalkan batu bara dan para produsen mereka lebih diuntungkan daripada produsen AS. Pembicaraan soal baja rendah karbon AS-Eropa ditunjukkan pada Cina yang mengandalkan batu bara untuk menghasilkan baja serta biji besi kualitas rendah yang berkontribusi pada emisi karbon yang tinggi.
Bila diterapkan rencana ini akan memberikan alasan baru tidak mengikutsertakan baja Cina di pasar Barat. Sebagian besar tarif AS saat ini berdasarkan undang-undang anti-dumping yang bertujuan menjaga harga komoditas di pasar dunia tidak dibawah biaya produksi. Salah satu upaya mengatasi masalah subsidi pemerintah yang tidak adil atau menjaga industri strategis.
"Akan ada keuntungannya bergabung dalam perkumpulan itu, karena akan memberikan tarif karbon yang lebih rendah, sementara negara-negara di luar perkumpulan membayar tarif yang lebih tinggi," kata salah satu sumber.
Ia menambahkan proposal itu bertujuan memberi insentif pada investasi untuk mengurangi emisi. "Ini semua masih sangat konseptual dan masih banyak pekerjaan yang dilakukan, detailnya akan sangat penting," tambah sumber tersebut. Kantor Perwakilan Dagang AS belum menanggapi permintaan komentar.