REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kantor berita semi resmi Tasnim melaporkan Iran mengeksekusi seorang pria yang divonis bersalah melukai petugas keamanan dengan pisau dan memblokir jalan di Teheran. Ia orang pertama yang dieksekusi dalam gejolak anti-pemerintah akhir-akhir ini.
Unjuk rasa di seluruh negeri pecah usai kematian perempuan Kurdi berusia 22 tahun Mahsa Amini di tahanan polisi moral pada 16 September lalu. Protes itu menjadi tantangan terbesar pemerintahan Iran sejak revolusi 1979.
Pihak berwenang menindak keras unjuk rasa itu dan pada Senin (5/12) lalu Garda Revolusi mendorong yudisial untuk menghukum keras orang-orang yang didakwa melakukan kejahatan terhadap keamanan nasional dan Islam.
Pada Kamis (8/12) kantor berita Tasnim melaporkan orang yang dieksekusi bernama Mohsen Shekari. Tapi mereka tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Media pemerintah mempublikasikan pengakuan Shekari tapi terlihat lehernya sebelah kanannya biru lebam. Ia mengakui menyerang milisi Basij dengan pisau dan memblokir jalan dengan sepeda motor dengan temannya.
Kelompok hak asasi manusia menyebut Shekari disiksa dan dipaksa mengaku. Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan ia "geram" dengan berita eksekusi tersebut.
"Dunia tidak bisa tutup mata pada kejahatan mengerikan yang dilakukan rezim Iran terhadap rakyatnya sendiri," kata Cleverly di Twitter.
Jerman juga mengecam eksekusi tersebut. "Rezim Iran menghina kemanusiaan tanpa batas, tapi ancaman eksekusi tidak akan menghambat keinginan rakyat untuk bebas," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.