Jumat 09 Dec 2022 10:55 WIB

Jepang Tolak Banding Okinawa untuk Hentikan Pembangunan Pangkalan AS

Penduduk Okinawa mengeluhkan kecelakaan yang terjadi terkait kehadiran militer AS.

Pekerjaan penimbunan berlangsung di distrik Henoko di Nago, prefektur Okinawa, Jepang selatan, 14 Desember 2018. Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk menimbun laut di dekat distrik Henoko sebagai bagian dari proyek relokasi pangkalan militer AS yang kontroversial, meskipun ditentang keras oleh gubernur Okinawa dan penduduk setempat.
Foto:

Onaga membatalkan persetujuan pada 2015 dengan menyebutkan adanya cacat hukum dalam keputusan Nakaima. Akan tetapi, Mahkamah Agung Jepang tetap memenangikeputusan Pemerintah Pusat pada tahun berikutnya dan mengizinkan dimulainya kembali pekerjaan pembangunan tempat tersebut.

Pada 2018, Prefektur Okinawa mencabut izin untuk pekerjaan semacam itu lagi, dengan alasan penemuan konstruksi tanah yang lemah di lokasi reklamasi yang direncanakan. Pada 2019, menteri pertanahan Jepang saat itu, Keiichi Ishii, membatalkan pencabutan rencana pembangunan oleh Okinawa.

photo
Para pengunjuk rasa mengayuh kayak laut di dekat pelabuhan perikanan Henoko di Nago, prefektur Okinawa, Jepang selatan, 14 Desember 2018. Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk menimbun laut di dekat distrik Henoko sebagai bagian dari proyek relokasi pangkalan militer AS yang kontroversial, meskipun ditentang keras oleh Gubernur Okinawa dan penduduk setempat. - (EPA-EFE/HITOSHI MAESHIRO)

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menyambut baik keputusan Mahkamah Agung, yang mengindikasikan bahwa Pemerintah Pusat akan dapat melanjutkan relokasi pangkalan AS yang direncanakan.

Matsuno mengatakan pemerintah akan terus bekerja untuk "mewujudkan pengembalian penuh Pangkalan Udara Futenma, yang disebut paling berbahaya di dunia, tanpa penundaan lebih lanjut" sambil meminta persetujuan warga lokal.

Gubernur Okinawa saat ini, Denny Tamaki, menyebut putusan pengadilan itu "sangat disesalkan" dan "tidak mungkin disetujui".

Prefektur Okinawa mencakup sekitar 0,6 persen dari total luas daratan Jepang, tetapi menampung sekitar 70 persen instalasi militer Amerika Serikat di negara tersebut berdasarkan luas areal.

Tokyo mengatakan bahwa relokasi pangkalan militer AS ke Henoko adalah satu-satunya pilihan untuk menghilangkan bahaya yang ditimbulkan oleh pangkalan Futenma karena lokasinya saat ini. Langkah itu diambil Tokyo untuk mempertahankan keamanan pertahanan negara di bawah aliansi keamanan Jepang-AS yang telah lama terjalin.

 

Okinawa memiliki kepentingan strategis bagi Jepang dan AS mengingat kehadiran China yang semakin meluas dan ancaman rudal dan nuklir Korea Utara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement