REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — CEO Industri Militer Arab Saudi (SAMI), Walid Abukhaled mengatakan bahwa Kerajaan sedang mengerjakan pembuatan drone secara lokal, dengan mempertimbangkan signifikansinya dalam skenario saat ini.
Dalam pidatonya di Forum Anggaran Saudi 2023, yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan, pad Senin (12/12/2022), dia mengatakan, "Jika kita melihat secara global, kita melihat bahwa sistem yang tidak memenuhi syarat adalah masa depan industri militer, dan mereka mungkin pesawat atau kendaraan tak berawak tanpa pilot."
Mantan CEO perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan global Northrop Grumman di Timur Tengah, Eng Abukhaled, mengatakan Arab Saudi berfokus pada sistem sensor seperti radar.
"Kami peduli pada dua hal: kecerdasan buatan dan keamanan siber, dan harus ada sistem siber yang kuat yang melindungi sistem dan mengikuti instruksi dari Otoritas Umum untuk Industri Militer," tambahnya.
Drone telah menjadi elemen aktif dalam segala bidang di seluruh dunia. Dengan memproduksi drone secara lokal, adalah salah satu dari tujuan Visi Kerajaan 2030, yakni dalam proses transformasi digital di berbagai sektor.
Sementara itu, sebuah laparan dari Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) telah menilai bahwa Arab Saudi sekarang secara aktif memproduksi rudal balistik sendiri dengan bantuan China.
Menurut tiga sumber yang mengetahui intelijen terbaru, Riyadh diketahui telah membeli rudal balistik dari Beijing di masa lalu.
Gambar satelit yang diperoleh CNN menunjukkan bahwa Saudi saat ini sedang memproduksi senjata setidaknya di satu lokasi.
Menurut dua sumber yang mengetahui berita terbaru, pejabat AS di berbagai lembaga, termasuk Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, telah diberi pengarahan dalam beberapa bulan terakhir tentang intelijen rahasia yang mengungkapkan beberapa transfer skala besar teknologi rudal balistik sensitif antara China dan Arab Saudi.
Sumber: saudigazette