Selasa 13 Dec 2022 16:38 WIB

Rusia akan Gunakan Amunisi Tua dalam Perang di Ukraina

Persediaan amunisi Rusia menipis dalam perang yang telah berlangsung 10 bulan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Peti amunisi yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia yang mundur bersandar di pagar di desa Andriivka, Ukraina, pada Rabu, 6 April 2022. Perwira senior militer Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia menggunakan amunisi berusia puluhan tahun dengan angka kegagalan yang tinggi.
Foto: AP/Adam Schreck
Peti amunisi yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia yang mundur bersandar di pagar di desa Andriivka, Ukraina, pada Rabu, 6 April 2022. Perwira senior militer Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia menggunakan amunisi berusia puluhan tahun dengan angka kegagalan yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perwira senior militer Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia menggunakan amunisi berusia puluhan tahun dengan angka kegagalan yang tinggi. Setelah persediaan amunisi mereka menipis dalam perang di Ukraina yang telah berlangsung selama 10 bulan.

"Mereka mengambil persediaan amunisi tua (Rusia) yang mana mengindikasi mereka bersedia menggunakan amunisi tua, beberapa di antaranya berasal dari produksi 40 tahun lebih," kata perwira yang tidak bersedia disebutkan namanya itu, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga

AS menuduh Rusia beralih ke Iran dan Korea Utara (Korut) untuk mendapatkan lebih banyak senjata. Sebab persediaan amunisi mereka sudah hampir habis.

Perwira senior militer AS menilai Rusia akan kehabisan persediaan amunisi layak pakai pada awal 2023. Bila mereka tidak menggunakan pasokan dari negara asing atau persediaan lama.

"Berdasarkan asesmen kami hingga saat ini Rusia menggunakan amunisi artileri dan roket dalam apa yang kami sebut amunisi artileri dan roket layak pakai, mereka mungkin kehabisan itu pada awal 2023," kata perwira tersebut.  

Perwira itu menambahkan menggunakan amunisi tua membawa rsiko. "Dengan kata lain, anda mengokang amunisi dan anda berdoa dan berharap amunisi itu akan berfungsi atau ketika mendarat akan meledak," katanya.

Pemerintah AS dan Ukraina menuduh Rusia menggunakan drone Iran di Ukraina. Perwakilan Inggris di PBB Barbara Woodward mengatakan Moskow juga mencoba mendapatkan ratusan rudal balistik Iran dengan imbalan bantuan teknis dan militer ke tingkat yang belum pernah ada sebelumnya.

"(Inggris) hampir yakin Rusia ingin mendapatkan sumber senjata dari Korea Utara (dan) negara-negara yang mendapatkan sanksi berat lainnya, karena persedian mereka semakin berkurang," kata Woodward.

Bulan lalu Iran mengakui telah memasok drone ke Moskow tapi mereka mengatakan pengiriman dilakukan sebelum invasi ke Ukraina dimulai. Rusia membantah pasokannya menggunakan drone Iran dalam menyerang Ukraina dan membantah pasokan senjata dari Korut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement