REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Sebanyak enam orang, termasuk dua petugas polisi muda, ditembak dan dibunuh di sebuah properti di pedesaan Australia. Pihak berwenang menyatakan pada Selasa (13/12/2022), jatuhnya korban jiwa ini terjadi saat petugas yang datang untuk menyelidiki laporan tentang orang hilang.
Polisi mengatakan, kekerasan dimulai sekitar pukul 16:45 pada Senin (12/12/2022), ketika empat petugas tiba di properti terpencil di negara bagian Queensland. Setidaknya dua penembak bersenjata berat menembaki petugas di properti pedesaan di Wieambilla. Polisi membalas tembakan tetapi dua petugas terluka parah dan meninggal di tempat kejadian, dan seorang tetangga di properti itu juga meninggal dalam baku tembak.
Komisaris Polisi Queensland Katarina Carroll menyatakan, dalam konfrontasi awal, petugas ketiga terkena peluru sementara petugas keempat melarikan diri. Dia mengatakan, keajaiban muncul karena dua petugas selamat dan yang satu dapat membunyikan alarm.
"Dalam pandangan saya, para petugas tidak memiliki kesempatan, dan saya tidak tahu bagaimana keduanya bisa keluar hidup-hidup," kata Carroll setelah mengunjungi tempat kejadian.
Carroll mengatakan, para petugas ditembak di area terbuka di depan rumah. Polisi mengidentifikasi petugas yang terbunuh adalah Matthew Arnold (26 tahun) dan Rachel McCrow (29 tahun). Arnold dilantik sebagai petugas pada 2020 dan McCrow pada 2021.
"Ini adalah tragedi yang tak terbayangkan. Ini sangat menyedihkan dan tragis bagi semua orang, terutama keluarga, petugas yang terlibat, kolega, organisasi, dan komunitas," kata Carroll.
Carroll mengatakan sudah bertahun-tahun sejak beberapa petugas polisi dari dinas Queensland meninggal dalam satu panggilan tugas. “Kehilangan dua petugas dalam satu insiden benar-benar menghancurkan,” katanya.
Setelah petugas dapat membunyikan alarm, pihak berwenang mengatakan, situasi pengepungan kemudian berkembang di properti tersebut. Petugas polisi khusus dan dukungan udara dipanggil. Carroll mengatakan, 16 petugas mempertaruhkan nyawa untuk mengambil mayat petugas yang terkapar, tidak tahu kondisi mereka masih hidup atau mati.
Tepat setelah pukul 22.30, dua pria dan seorang wanita meninggal dalam konfrontasi besar kedua dengan polisi, mengakhiri kekerasan. Carroll mengatakan ketiga dari mereka yang tewas dianggap sebagai pelaku.
Carroll mengatakan penyelidikan sedang berlangsung dan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah polisi dibujuk ke properti itu. Dia mengatakan tetangga berusia 58 tahun itu mungkin datang setelah melihat kebakaran di properti atau mendengar suara tembakan.
Presiden Persatuan Polisi Queensland Ian Leavers mengatakan, pembunuhan itu sama dengan eksekusi."Apa yang terjadi kemarin adalah dua petugas polisi dibunuh dengan darah dingin," katanya.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan, negara berduka dengan mereka yang terkena dampak. "Ini memang hari yang menghancurkan bagi semua orang yang mencintai orang Australia ini, dan hati kami tertuju kepada mereka yang berada dalam cengkeraman kesedihan yang mengerikan," katanya.
"Kami tahu bahwa berita ini telah menimpa komunitas Queensland yang erat dan peduli. Serta, tentu saja, komunitas tempat semua petugas polisi berada," ujarnya.
Albanese mengatakan petugas di seluruh negara mengetahui risiko yang mereka hadapi, tetapi tetap melakukan tugasnya. “Dan hari ini dan setiap hari saya memberikan penghormatan kepada setiap petugas polisi yang melayani komunitas lokal mereka dan yang melayani negara mereka. Ini bukan harga yang harus dibayar oleh siapa pun yang mengenakan seragam," katanya.
Deklarasi darurat tetap berlaku untuk area Wieambilla dan tempat kejadian perkara telah didirikan di properti tersebut hingga Selasa. Daerah ini jarang ditinggali oleh warga dan memiliki beberapa properti besar dan ladang gas.