Rabu 14 Dec 2022 10:15 WIB

Harga Telur dan Daging Ayam di Bandung Naik Jelang Nataru

Harga telur ayam di Pasar Kosambi mencapai Rp 32 ribu per kg.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan pedagang telur ayam di Pasar Atas Cimahi, CImahi Tengah, Kota Cimahi, Selasa (13/12/2022). Harga telur ayam dan daging ayam di Pasar Kosambi, Kota Bandung, mengalami kenaikan jelang perayaan natal dan tahun baru 2023.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan pedagang telur ayam di Pasar Atas Cimahi, CImahi Tengah, Kota Cimahi, Selasa (13/12/2022). Harga telur ayam dan daging ayam di Pasar Kosambi, Kota Bandung, mengalami kenaikan jelang perayaan natal dan tahun baru 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga telur ayam dan daging ayam di Pasar Kosambi, Kota Bandung, mengalami kenaikan jelang perayaan natal dan tahun baru 2023. Harga komoditas lainnya seperti beras dan cabai pun mengalami kenaikan.

Salah seorang pedagang Edi mengungkapkan harga telur ayam saat ini sebesar Rp 32 ribu per kilogram. Ia membeli telur ayam dari distributor yang berada di Kota Bandung seharga Rp 29.500 per kilogram.

Baca Juga

"Sudah lama naik masih tetap Rp 32 ribu per kilogram belum turun, stabil mahal," ujarnya di Pasar Kosambi, Rabu (14/12/2022).

Tidak hanya itu, Edi mengeluhkan stok minyak goreng curah dengan merek Minyak Kita yang kosong sejak satu pekan terakhir. Harga minyak goreng curah di luar merek minyak kita mengalami kenaikan mencapai Rp 16.000 per kilogram.

"Minyak curah Rp 16.000 per kilogram. Minyak Kita lagi susah sudah beberapa lama kosong beli dari Pasar Baru," ungkapnya.

Untuk beberapa komoditas lainnya seperti tepung terigu dan gula dipastikan pasokan aman. Sementara itu pedagang telur lainnya Eeng mengungkapkan hal serupa yaitu harga telur naik.

"Tiga pekan kemarin hingga sekarang Rp 32 ribu per kilogram," katanya.

Ia mengatakan kenaikan harga telur terjadi sejak tiga tahun terakhir di masa pandemi Covid-19. Pihaknya menduga jika kenaikan harga telur pada awal Covid-19 dipicu oleh terserap ke bantuan sosial untuk masyarakat miskin.

"Peternak (telurnya) diserap oleh bansos. Sudah tiga tahun naik meski sempat turun," katanya yang mendapatkan pasokan telur ayam dari agen di Astana Anyar.

Akibat kenaikan harga, Eeng mengaku banyak konsumen yang mengurangi jumlah pembelian telur.

Pedagang daging ayam Erwin (45 tahun) mengungkapkan harga daging ayam mengalami kenaikan mencapai Rp 34-35 ribu per kilogram sejak tiga hari terakhir. Ia memperkirakan harga tetap naik jelang nataru.

"Sudah tiga hari naik Rp 34-35 ribu per kilogram, keinginan mah Rp 30 ribu tapi gak mungkin," katanya.

Pedagang beras Wulan mengaku harga beras mengalami kenaikan di angka Rp 500-1.000 per kilogram. Konsumen yang membeli beras ke dirinya banyak yang mengadu. "Sudah sebulan naiknya bertahap Rp 1.000," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement