Rabu 14 Dec 2022 17:35 WIB

Polisi Yunani Gerebek Perusahaan yang Jual Spyware Israel

Polisi Yunani menggerebek perusahaan yang menjual spyware Predator buatan Israel

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
olisi Yunani menggerebek perusahaan yang menjual spyware Predator buatan Israel di Athena. Spyware ini diduga digunakan dalam operasi pengawasan luas oleh dinas intelijen Yunani.
Foto: PxHere
olisi Yunani menggerebek perusahaan yang menjual spyware Predator buatan Israel di Athena. Spyware ini diduga digunakan dalam operasi pengawasan luas oleh dinas intelijen Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Polisi Yunani menggerebek perusahaan yang menjual spyware Predator buatan Israel di Athena. Spyware ini diduga digunakan dalam operasi pengawasan luas oleh dinas intelijen Yunani.

Kantor Intellexa and Krikel, yang merupakan penyedia teknologi informasi dan komunikasi dan sistem keamanan elektronik, termasuk di antara enam perusahaan yang digerebek polisi di Ibu Kota Athena. Jaksa yang memerintahkan penggerebekan itu bertindak berdasarkan bukti dan dokumen yang muncul dalam beberapa hari terakhir, termasuk dalam laporan di surat kabar Documento pada Ahad (11/12/2022).

Surat kabar itu menerbitkan dokumen yang menunjukkan bahwa puluhan pejabat menteri, jenderal senior, pengusaha dan jurnalis berada di bawah pengawasan spyware tersebut.

“Jaksa telah mengajukan permintaan resmi untuk dokumen dari National Intelligence Service (EYP) untuk mengkonfirmasi laporan media bahwa tokoh masyarakat utama seperti Kepala Staf Umum Pertahanan Nasional Hellenic Konstantinos Floros berada di bawah pengawasan,” kata laporan itu, dilansir Anadolu Agency, Rabu (14/12/2022).

Pada 8 Agustus, Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengakui bahwa politikus oposisi Nikos Androulakis telah disadap oleh badan intelijen Yunani. Tetapi dia membantah mengetahui operasi tersebut.

Skandal itu pertama kali muncul pada 4 Agustus ketika Kepala Badan Intelijen Nasional (EYP), Panagiotis Kontoleon, mengatakan kepada komite parlemen bahwa badan intelijen telah memata-matai jurnalis keuangan Thanasis Koukakis. Kemudian pada 5 Agustus, Kontoleon, bersama dengan Sekretaris Jenderal kantor perdana menteri, Grigoris Dimitriadis, mengundurkan diri.

Penyelidikan parlemen diluncurkan setelah Androulakis menyampaikan kepada jaksa tinggi tentang upaya peretasan terhadap ponselnya dengan spyware Predator. Sebelumnya, Documento pada 6 November menerbitkan daftar 33 orang yang diduga dimata-matai oleh EYP atas perintah langsung Dimitriadis, termasuk Menteri Luar Negeri Nikos Dendias, Wakil Menteri Pertahanan Nikolaos Chardalias, Menteri Pembangunan Adonis Georgiadis, Menteri Tenaga Kerja Kostis Hatzidakis, dan Menteri Keuangan  Christos Staikouras. Selain itu, mantan Perdana Menteri Antonis Samaras, mantan Menteri Ketertiban Umum Michalis Chrysochoidis dan mantan Penasihat Keamanan Nasional Alexandros Diakopoulos juga disadap.

Harian Documento pada 3 Desember melaporkan, EYP  yang secara langsung beroperasi di bawah Mitsotakis, juga menyadap Kepala Staf Umum Konstantinos Floros, Kepala Angkatan Darat Charalambos Lalousis dan Direktur Jenderal Investasi Pertahanan dan Persenjataan Thodoris Lagios. Partai-partai oposisi menyalahkan Mitsotakis atas skandal penyadapan itu. Mereka menyerukan pemerintahan Mitsotakis l untuk mengadakan pemilihan cepat. Komisi Eropa dan Parlemen Eropa terus memantau perkembangan terkait skandal penyadapan tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement