REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan Ukraina menembak jatuh 13 drone Rusia di atas Ibu Kota Kiev pada Rabu (14/12/2022). Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengatakan, drone Shahed buatan Iran ditembak jatuh dan terjadi ledakan di distrik Shevchenkivskyi tengah.
Kepala administrasi militer Kota Kiev, Serhii Popko, mengatakan, 13 drone telah dihancurkan. Seorang saksi mata mengatakan, satu serangan di daerah pemukiman tampaknya telah merusak sepotong atap sebuah bangunan bata berdinding. Sementara beberapa jendela bangunan tempat tinggal di dekatnya telah hancur. Potongan-potongan atap berserakan di salju bersama dengan batu bata dan puing-puing lainnya.
Ekor putih drone terlihat di reruntuhan. Di atasnya tertulis M529 Geran-2 dan pesan tulisan tangan "For Ryazan!!!". Juru bicara angkatan udara Ukraina Yuriy Ihnat mengatakan, serangan itu sengaja dilakukan saat hari gelap untuk mempersulit drone, dan sistem pertahanan udara Ukraina bekerja dengan efektif.
"Pertahanan udara bekerja dengan baik. Tiga belas (drone) ditembak jatuh," ujar Ihnat.
Seorang warga, Zhenya, yang tinggal tepat di sebelah salah satu lokasi yang terkena serangan mengatakan, dia terbangun karena ledakan dahsyat. "Saya sedang tidur dan terbangun oleh ledakan keras yang besar...Saya tidak mengerti pada awalnya, saya mendengarnya ketika saya sedang bermimpi. Kemudian saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya pergi ke jalan karena saya pikir gedung saya telah ditabrak," ujarnya.
Ukraina telah menerima sistem pertahanan udara dari Barat, termasuk dari Amerika Serikat. Washington berencana mengirim sistem pertahanan Patriot, yang dianggap salah satu sistem paling canggih.
Di Washington, para pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa pengumuman tentang keputusan untuk menyediakan sistem tersebut dapat dilakukan paling cepat pada Kamis (15/12/2022). Sekutu AS di seluruh dunia bersaing untuk mendapatkan sistem Patriot.