REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Hakim Peru Juan Carlos Checkley Soria memerintahkan pada Kamis (15/12/2022) agar Presiden Pedro Castillo yang digulingkan untuk tetap ditahan selama 18 bulan. Keputusan hakim diambil sehari setelah pemerintah mendeklarasikan status darurat.
Putusan hakim datang setelah Kongres mencabut hak istimewa Castillo yang membuat presiden Peru tidak bisa menghadapi tuntutan pidana. Castillo dan tim hukumnya menolak untuk berpartisipasi dalam sidang virtual dengan alasan kurangnya jaminan. Dia diwakili oleh pembela umum yang mengatakan keputusan hakim akan diajukan banding.
Jaksa Agung Peru Alcides Chinchay mengatakan di pengadilan pada Kamis, bahwa Castillo menghadapi setidaknya 10 tahun penjara atas tuduhan pemberontakan. Selain itu, dia pun bersikeras bahwa Castillo berisiko melarikan diri.
Castillo dikabarkan telah berusaha menghubungi Kedutaan Besar Meksiko untuk mencari suaka setelah meninggalkan istana kepresidenan. “Kami tidak percaya dia ingin pergi ke Kedutaan Besar Meksiko untuk minum teh,” kata Chinchay.
Dalam mengeluarkan putusan, Checkley mengatakan risiko melarikan diri masih ada dan tetap tersembunyi dari waktu ke waktu. Dia pun mengutip pernyataan dari presiden dan menteri luar negeri Meksiko mengenai kesediaan negara itu untuk menawarkan suaka kepada Castillo.
Protes meletus setelah Castillo dicopot dari kekuasaan oleh anggota parlemen pekan lalu, menyusul upayanya untuk membubarkan Kongres menjelang pemungutan suara pemakzulan ketiga. Menekan demonstrasi yang terus bergejolak, pemerintah juga memberlakukan jam malam selama lima hari di setidaknya 15 komunitas.
Pemberlakukan ini sebagaimana diizinkan oleh deklarasi darurat nasional yang dikeluarkan pada Rabu (14/12/2022). Para pengunjuk rasa menuntut kebebasan Castillo, pengunduran diri Presiden Dina Boluarte, dan penjadwalan segera pemilihan umum untuk memilih presiden baru dan anggota Kongres.
Para demonstran telah membakar kantor polisi, mengambil alih lapangan terbang yang digunakan oleh angkatan bersenjata, dan menyerbu landasan pacu bandara internasional di Arequipa, pintu gerbang ke beberapa tempat wisata Peru. Ribuan turis terkena dampak protes tersebut.
Kereta penumpang yang membawa pengunjung ke Machu Picchu menangguhkan layanan. Penghalang jalan di jalan raya Pan-Amerika membuat trailer traktor terdampar selama berhari-hari, merusak makanan yang menuju ibu kota.
Saat menjabat, Castillo menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membela diri dari serangan Kongres yang bermusuhan dan investigasi mulai dari korupsi hingga plagiarisme. Sekarang, masih belum jelas apakah Boluarte yang pernah menjadi pasangannya dan wakil presiden akan mendapat kesempatan untuk memerintah
Boluarte pun telah berusaha menenangkan para pengunjuk rasa dengan mengatakan pada Rabu, pemilihan umum berpotensi dijadwalkan pada Desember 2023.Penetapan ini empat bulan lebih awal dari waktu yang dia usulkan ke Kongres hanya beberapa hari sebelumnya.
Presiden Peru itu pun memohon untuk tenang saat demonstrasi terus berlanjut melawannya dan Kongres. “Peru tidak bisa dibanjiri darah,” katanya.
Castillo saat ini sedang ditahan di pusat penahanan yang dibangun untuk presiden di dalam fasilitas Kepolisian Nasional. Polisi anti huru hara berdiri di luar fasilitas saat puluhan pendukung Castillo berkumpul sepanjang hari pada Kamis.