REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina berusaha memperbaiki sendiri pasokan listrik dan airnya setelah serangan habis-habisan Rusia. Namun tugas itu semakin sulit dari waktu ke waktu.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan usaha kecil-menengah Ukraina mengimpor sekitar setengah juta generator listrik. Tapi negara itu membutuhkan puluhan ribu lagi yang lebih besar dan kuat untuk melewati musim dingin.
Tanpa ada tanda-tanda perundingan damai, Jumat (16/12/2022) kemarin kepala pertahanan Ukraina memprediksi Rusia akan menggelar serangan habis-habisan pada awal tahun depan. Termasuk upaya merebut Kiev untuk kedua kalinya yang telah mereka coba dan gagal lakukan pada tahun ini.
Majalah The Economist mengutip President Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Jenderal Valery Zaluzhniy dan Jenderal Oleksandr Syrkiy yang mengatakan serangan masif Rusia paling cepat dilakukan pada bulan Januari. Mereka mengatakan serangan dapat dilancarkan dari timur Donbas, di selatan atau dari Belarusia.
Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan video latihan pasukan Rusia dan Belarusia di Belarusia. Latihan itu menggunakan tank, senapan mesin, drone dan latihan menyeberangi sungai.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan belum ada indikasi pergerakan dari wilayah Belarusia ke Ukraina. Rusia menyebut invasinya ke Ukraina pada 24 Februari itu sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata dan "mendenazifikasi" Ukraina.
Invasi telah menewaskan puluhan ribu orang dan mengubah kota-kota menjadi puing-puing. Jutaan orang juga terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Kiev dan Barat mengatakan serangan Rusia itu merupakan upaya penaklukan untuk merebut wilayah negara lain.