Selasa 20 Dec 2022 16:18 WIB

Usai Kecam Percobaan Pembunuhan Jurnalis, Presiden Meksiko Tetap Serang Media

Presiden Meksiko kembali menyerang media dengan menuduh melindungi kelompok tertentu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Beberapa hari setelah mengecam percobaan pembunuhan seorang jurnalis terkenal, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador kembali menyerang media dengan menuduh melindungi kelompok tertentu.
Foto: AP Photo/Moises Castillo
Beberapa hari setelah mengecam percobaan pembunuhan seorang jurnalis terkenal, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador kembali menyerang media dengan menuduh melindungi kelompok tertentu.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Beberapa hari setelah mengecam percobaan pembunuhan seorang jurnalis terkenal, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador kembali menyerang media dengan menuduh melindungi kelompok tertentu.

Presiden dari kelompok kiri itu terang-terangan mengkritik seorang jurnalis independen. Dalam konferensi pers rutinnya ia menuduh pembawa acara televisi dan radio Ciro Gomez Leyva sebagai "juru bicara orang konservatif."

Gomez Leyva mengatakan pada Kamis (15/12/2022) malam dua orang pengendara sepeda motor menembak mobilnya tidak jauh dari rumahnya. Ia mengatakan pelindung di mobilnya menyelamatkan nyawanya.

"Sekarang mereka berperan sebagai korban, (tapi) mereka adalah elit, dari media-media terpilih," kata Lopez Obrador, Selasa (20/12/2022).

Ia mengklaim tokoh-tokoh media yang bergaji besar melindungi kepentingan kelompok tertentu. Lopez Obrador tidak menyebutkan kelompok mana.

Pada Senin (19/12/2022) kemarin ia membantah menggunakan konferensi pers rutinnya untuk "menstigmatisasi" oposisi termasuk media. Tetapi data yang dikumpulkan kelompok hak asasi manusia Article 19 menunjukkan  ia menggunakan konferensi pers itu untuk menyerang reporter tertentu, tahun lalu rata-rata dalam satu bulan ia mengkritik media enam kali.

Menurut organisasi perlindungan wartawan, Reporters Without Borders, Meksiko merupakan negara paling mematikan bagi wartawan. Pada tahun ini saja sudah 11 jurnalis yang tewas dibunuh.

Kekerasan terhadap pers pada paruh pertama masa jabatan Lopez Obrador naik 85 persen. Dibandingkan dengan masa jabatan pendahulunya di periode yang sama.

"Meski motif serangan terhadap Gomez Leyva belum diketahui, tidak mungkin tidak menghubungkan titik-titik: presiden Meksiko bertanggung jawab sebagai pendukung utama lingkungan bermusuhan terhadap jurnalisme," tulis Carlos Loret de Mola dalam kolom opini di Washington Post.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement