REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, situasi di empat wilayah Ukraina yang dianeksasi negaranya sulit. Terkait hal itu, dia menekankan perlunya pemaksimalan operasi kontraintelijen untuk menjaring agen mata-mata dan penyabot.
“Situasi di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia sangat sulit,” kata Putin kepada Dinas Keamanan Federal Rusia atau Federal Security Service (FSB), Selasa (20/12/2022).
Dia menyinggung tentang warga Rusia yang telah memilih untuk tinggal dan bekerja di empat wilayah baru Rusia tersebut. “Orang-orang yang tinggal di sana, warga Rusia, mengandalkan Anda, pada perlindungan Anda,” ujar Putin.
Putin pun menyampaikan bahwa ketenangan maksimal dan konsentrasi kekuatan diperlukan dalam operasi kontraintelijen Rusia. “Penting untuk secara tegas menekan tindakan badan intelijen asing, untuk segera mengidentifikasi pengkhianat, mata-mata, dan penyabot,” ucapnya.
Pada Senin (19/12/2022) lalu, Putin sempat menyampaikan bahwa kemunculan ancaman baru meningkatkan kebutuhan aktivitas intelijen yang lebih besar. “Pekerjaan harus diintensifkan melalui dinas perbatasan dan FSB,” katanya.
Dia menginstruksikan FSB memaksimalkan penggunaan potensi operasional, teknis, dan personel guna memperketat kontrol masyarakat. FSB, yang dipandang sebagai penerus badan intelijen era Uni Soviet, KGB, telah beroperasi di Rusia sebagai aparat pengawas dan sensor yang luas. Agresi Rusia ke Ukraina sebagian besar telah melibatkan dinas-dinas keamanan.
Pada 30 September lalu, Vladimir Putin mengesahkan bergabungnya empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia, ke Rusia. Empat wilayah tersebut sebelumnya berada di bawah pendudukan Rusia. Pada 23 hingga 27 September lalu, keempat wilayah itu menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung.
Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.