Rabu 21 Dec 2022 16:05 WIB

Jerman Kembalikan 26 Artefak Hasil Jarahan ke Nigeria

Pengembalian artefak Nigeria dilakukan untuk menebus kesalahan lebih dari 100 tahun

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. Jerman mengembalikan 26 artefak hasil jarahan ke Nigeria
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. Jerman mengembalikan 26 artefak hasil jarahan ke Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Jerman mengembalikan 26 artefak hasil jarahan ke Nigeria, Selasa (20/12/2022). Berlin menyebut, hal itu dilakukan untuk menebus kesalahan lebih dari 100 tahun setelah artefak-artefak itu dicuri pasukan kolonial Inggris.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyerahkan langsung 20 artefak hasil jarahan itu di sela-sela kunjungannya ke Abuja, Nigeria. "Apa yang kami kembalikan adalah bagian dari sejarah Anda, apa yang kami kembalikan adalah bagian dari diri Anda. Kami di sini untuk memperbaiki kesalahan," kata Baerbock pada upacara dengan pejabat-pejabat Nigeria.

Ribuan plakat, pahatan, dan objek logam abad ke-16 hingga ke-18 yang dipuji sebagai beberapa karya seni terbaik Afrika dijarah oleh pasukan Inggris dari Kerajaan Benin kuno. Barang-barang itu berakhir di berbagai museum dan koleksi seni di seluruh Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sebanyak 26 artefak yang dikembalikan Jerman ke Nigeria dicuri pada 1892 oleh pasukan kolonial Prancis dari ibu kota bekas Kerajaan Dahomey.

Pengembalian sebagian dari ratusan perunggu yang masih dipegang Jerman terjadi ketika momentum internasional tumbuh untuk pemulihan artefak Afrika dari bekas kekuasaan kolonial Inggris, Prancis, dan Belgia. Banyak artefak Nigeria awalnya diambil pada tahun 1897, ketika ekspedisi militer Inggris menyerang dan menghancurkan Kota Benin. Mereka menjarah ribuan patung dan ukiran logam serta gading.

Arsip daring “Digital Benin” telah mulai menyediakan pusat gambar dan deskripsi terpusat dari lebih dari 5.000 artefak yang disimpan di 131 institusi di seluruh dunia. Proyek tersebut, yang mulai direncanakan dan diteliti dua tahun lalu, diluncurkan pada November di Kota Benin, di Negara Bagian Edo, Nigeria Selatan, bekas jantung Kerajaan Benin.

Awal tahun ini, tetangga Nigeria, Benin, meresmikan pameran karya seni dan harta karun yang dikembalikan oleh Prancis setelah negosiasi selama dua tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement