REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Tujuh puluh empat tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel telah meninggal akibat kelalaian medis sejak 1967. Tahanan pertama yang meninggal adalah Khalil Al-Rashaida dari Betlehem pada 1968 akibat serangan jantung. Dia tidak diberikan perawatan yang diperlukan.
Tahanan Palestina terbaru yang meninggal dunia adalah Nasser Abu Hamid, dari kamp Al-Amari pada Selasa (20/12/2022). Dia dinyatakan meninggal karena kanker paru-paru. Layanan penjara Israel tidak memberikan akses pengobatan kepada Abu Hamid. Pengadilan pendudukan Israel menolak permintaan pembebasan dini karena kesehatannya yang memburuk.
Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, pada Rabu mengatakan, jenazah Abu Hamid tidak akan dibebaskan untuk dimakamkan. Kantor Gantz mengatakan jenazah Abu Hamid, yang merupakan salah satu pendiri Brigade Syuhada Al Aqsa, akan ditahan sebagai alat tawar-menawar untuk kembalinya tawanan Israel dan jenazah tentara yang ditahan oleh kelompok militan Hamas di Gaza.
Abu Hamid (50 tahun) adalah mantan pemimpin sayap bersenjata faksi Fatah. Dia telah menjalani hukuman seumur hidup sejak tahun 2002 setelah dinyatakan bersalah atas kematian tujuh orang Israel selama intifada kedua Palestina, atau pemberontakan melawan pendudukan Israel di awal tahun 2000-an.
Orang-orang Palestina berbaris dan menutup toko-toko di Tepi Barat pada Selasa untuk memprotes kematian Abu Hamid. Israel sering menahan jenazah warga Palestina yang meninggal dunia dan diduga melakukan serangan. Israel mengatakan kebijakan itu berfungsi sebagai pencegah serangan di masa depan dan alat untuk pertukaran tahanan. Sementara kelompok hak asasi mengatakan, tindakan Israel itu adalah bentuk hukuman kolektif yang dijatuhkan pada keluarga yang berduka.
Hamas telah menahan dua tawanan Israel dan jasad dua tentara Israel yang tewas selama perang Gaza 2014. Keluarga keempat orang Israel itu bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada Rabu (21/12/2022). Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, dalam pertemuan itu, Fransiskus menyatakan solidaritas yang mendalam dengan keluarga.
Dalam beberapa bulan terakhir, pejabat Palestina menyerukan pembebasan Abu Hamid karena kesehatannya memburuk. Pada Selasa, para pejabat Palestina menyalahkan Israel atas kematian Abu Hamid. Gantz membantah tuduhan bahwa Israel terlibat dalam kematian Abu Hamid.
Dilaporkan Middle East Monitor, Rabu, menurut Palestinian Prisoners' Club sekitar 600 tahanan yang mengalami sakit masih ditahan di penjara pendudukan Israel. Dari jumlah tersebut, terdapat 200 narapidana yang menderita penyakit kronis, dan 24 di antaranya menderita tumor dan kanker dalam berbagai stadium.
Seorang narapidana, Saadia Farajallah (68 tahun) meninggal pada Juli akibat kelalaian medis yang disengaja. Dia menderita diabetes, hipertensi, dan masalah jantung. Dia muncul di pengadilan dengan kursi roda beberapa hari sebelum kematiannya, karena kesehatannya yang memburuk.