REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan situasi di garis depan di wilayah Donbas "sulit dan menyakitkan." Ia mengatakan butuh kekuatan dan konsentrasi seluruh negeri.
"Pertama, untuk urusan di garis depan, Bakhmut, Kreminna, dan wilayah lain di Donbas yang membutuhkan kekuatan dan konsentrasi maksimal." kata Zelenskyy dalam pidato malamnya, Senin (26/12/2022).
"Situasi di sana sulit dan menyakitkan, penjajah mengerahkan semua sumber yang tersedia bagi mereka dan itu sumber daya yang cukup besar, untuk membuat semacam kemajuan," katanya.
Akhir pekan lalu Ukraina mengatakan serangan Rusia untuk merebut Kota Kherson menewaskan 10 orang, melukai 58 dan meninggalkan jenazah di jalan-jalan. Kiev mengecamnya sebagai pembunuhan sembrono untuk kesenangan.
Pemerintah pro-Moskow meresponnya dengan menuduh Ukraina yang menggelar serangan itu. Kemudian menyalahkan militer Rusia.
Baru pulang dari Amerika Serikat (AS) demi mendapatkan senjata-senjata baru untuk melakukan perlawanan dalam invasi Rusia yang telah berlangsung selama 10 bulan. Zelenskyy mengunggah foto-foto yang menunjukan mobil-mobil terbakar, jendela-jendela pecah dan jalanan yang dipenuhi jenazah.
"Jaringan sosial mungkin akan menandai foto-foto ini sebagai 'konten sensitif' tapi ini bukan konten sensitif, ini kenyataan hidup di Ukraina dan bagi masyarakat Ukraina," katanya, Sabtu (24/12) lalu.
"Ini bukan fasilitas militer, ini teror, ini pembunuhan atas dasar intimidasi dan kesenangan," katanya.
Rusia menguasai sebagian besar wilayah Kherson. Kantor berita Interfax melaporkan gubernur setempat Yaroslav Yanushevych yang ditunjuk Kiev mengatakan pada stasiun televisi nasional saat ini jumlah korban tewas menjadi 10 orang.