Selasa 27 Dec 2022 12:00 WIB

Biden Setujui Bantuan Darurat Atasi Dampak Badai Salju New York

Badai salju tewaskan 27 orang dan memadamkan listrik puluhan ribuan warga di Buffalo

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Orang dan kendaraan bergerak di sekitar Main St. di Buffalo, N.Y., Senin, 26 Desember 2022, setelah badai salju dahsyat menyelimuti kota. Seiring dengan drift dan larangan perjalanan, banyak jalan tidak dapat dilalui karena kendaraan yang ditinggalkan.
Foto: AP/Craig Ruttle
Orang dan kendaraan bergerak di sekitar Main St. di Buffalo, N.Y., Senin, 26 Desember 2022, setelah badai salju dahsyat menyelimuti kota. Seiring dengan drift dan larangan perjalanan, banyak jalan tidak dapat dilalui karena kendaraan yang ditinggalkan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden otorisasi bantuan pemerintah federal untuk Negara Bagian New York, Selasa (27/12/2022) setelah badai salju menewaskan 27 orang dan memadamkan listrik puluhan ribuan warga di Buffalo, New York.

Sebelumnya dilaporkan sebagian besar korban tewas berpusat di dalam dan sekitar Buffalo di pinggir Lake Erie di barat New York. Cuaca salju "efek danau" yang dingin dan berat hasil udara dingin yang bergerak di atas air danau yang lebih hangat bertahan sepanjang akhir pekan.

Kepala Erie County Mark Poloncarz mengatakan korban tewas akibat badai salju sampai Ahad (25/12/2022) kemarin terkonfirmasi 14 orang.  Angka tersebut bertambah tiga korban dari laporan malam sebelumnya. Korban terbaru ditemukan di dalam mobil dan beberapa di tumpukan salju. Poloncarz menambahkan total korban tewas dapat bertambah.

Baca juga : Warga Lokal Tolak Pembangunan Masjid Daegu Korsel, Kelompok Sipil Ajukan Petisi

Meski sudah ada larangan untuk berkendaraan sejak Jumat (23/12/2022) lalu tapi ratusan pengemudi dan penumpang di Erie terjebak di mobil mereka selama akhir pekan. Pasukan Garda Nasional diminta membantu operasi penyelamatan yang diperumit salju tebal.

"Ini bukan Natal yang kami semua harapkan atau perkirakan, duka terdalam saya pada keluarga yang kehilangan orang-orang tersayang," cicit Poloncarz.

Departemen kepolisian Buffalo meminta bantuan masyarakat dalam upaya penyelamatan dan pencarian. Dalam unggahannya di internet polisi meminta masyarakat "yang memiliki mobil salju dan bersedia membantu"  menelepon saluran yang telah disediakan untuk instruksi selanjutnya.

Cuaca sangat buruk bahkan bagi wilayah yang terbiasa dengan musim dingin yang sulit.

Baca juga : Unit Anti-Korupsi Peru Tangkap Enam Orang Jenderal

Warga North Buffalo, Christina Klaffka melihat genteng-genteng berterbangan di depan rumahnya. Ia mendengar jendelanya berderit akibat "angin yang seperti badai." Seperti seluruh lingkungan rumahnya, ia tidak memiliki aliran listrik dari Sabtu sore hingga Ahad pagi.

"Televisi saya terus berkedip saat saya mencoba menonton pertandingan Buffalo Bills dan Chicago Beras, saya kehilangan listrik di sekitar kuartal tiga," kata perempuan 39 tahun itu.

Warga North Buffalo lainnya John Burns mengatakan badai dan cuaca ekstrem membuatnya ia dan keluarganya terjebak di rumah mereka selama 36 jam. Ia menggambar cuaca "jahat dan kejam."

"Tidak ada yang keluar, bahkan tidak ada yang membawa anjing mereka jalan-jalan, tidak ada yang terjadi selama dua hari," kata pensiunan 58 tahun itu.

Baca juga : 180 Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh dalam Kondisi Darurat

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement