REPUBLIKA.CO.ID., YERUSALEM -- Intelijen militer Israel tidak lagi menganggap Iran sebagai ancaman nomor satu bagi negara itu, ungkap media setempat pada Senin (26/12/2022).
Tantangan global adalah ancaman terpenting yang akan dihadapi Israel pada tahun 2023, menurut harian Hayom yang mengatakan bahwa Iran dianggap sebagai ancaman paling serius kedua.
Iran bukanlah titik fokus tetapi bagian dari teka-teki yang saling berhubungan, kata laporan intelijen yang dikutip oleh media tersebut.
Ketegangan Amerika Serikat (AS) - China adalah dinamika utama, yang diperkirakan akan memanas pada 2023 yang akan membawa tantangan global yang harus dihadapi Israel, kata laporan tersebut.
Selain itu, perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan masalah rantai pasokan global karena situasi di China juga dianggap sebagai tantangan global utama.
Laporan tersebut menyoroti bahwa meningkatnya harga pangan telah sangat memukul Mesir dan Yordania.
Risiko ketidakstabilan di Tepi Barat dan Gaza adalah ancaman paling serius ketiga yang mungkin harus dihadapi Israel pada tahun 2023.
Sementara itu, para pemimpin partai oposisi Israel bertemu di parlemen dan mengeluarkan pernyataan bersumpah untuk bekerja sama melawan pemerintah kelompok sayap kanan yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu
“Kami akan bekerja sama untuk melawan pemerintahan terbelakang dan anti-demokrasi yang sedang didirikan, yang akan membongkar Israel dari dalam,” kata pemimpin Partai Yesh Atid Yair Lapid, Benny Gantz dari Partai Persatuan Nasional, Merav Michaeli dari Partai Buruh, Avigdor Liberman dari Yisrael Beytenu dan Mansour Abbas dari Ra'am.
“Ketika kami kembali berkuasa, kami berjanji untuk membatalkan undang-undang ekstremis apa pun yang merusak demokrasi, keamanan, ekonomi, atau masyarakat Israel,” kata pernyataan bersama dari mereka.