Jumat 30 Dec 2022 13:21 WIB

Xi Mantapkan Cengkeraman Kekuasaan Selama 2022

Hubungan Barat dan China yang buruk diperparah kemitraan "tanpa batas" dengan Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Xi Jinping mengamankan masa jabatan ketiga pada bulan Oktober. Ia menjadi penguasa terkuat China sejak Mao Zedong.
Foto:

Sejak kongres itu China mengubah kebijakan Covid-19 dan pada tahun 2023 fokus menstabilkan perekonomian senilai 17 triliun.  Pengelolaan penyebaran virus di populasi besar dengan "kekebalan yang lemah" menjadi tantangan terbesar Xi.

Pakar memperingatakan China yang dihuni 1,4 miliar jiwa dapat mengalami 1 juta kematian terkait Covid-19 dalam satu tahun kedepan. Di sidang parlementer bulan Maret, Cina akan menyelesaikan proses transisi kekuasaan.

Ketua partai cabang Shanghai Li Qiang yang dekat dengan Xi dicalonkan sebagai perdana menteri menggantikan Li Keqiang. Di China perdana menteri bertanggung jawab mengelola ekonomi.

Bank Dunia memprediksi dengan dicabutnya berbagai peraturan Covid-19 di China. Pertumbuhan ekonomi negara itu pada tahun 2023 akan mencapai 4,3 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang diperkirakan sekitar 2,7 persen.

Di bidang diplomasi Xi tampaknya ingin mendinginkan sejumlah ketegangan dengan Barat. Meski Beijing mencoba memperkuat posisinya untuk mengimbangi Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia pasca Perang Dunia II.

Salah satu caranya baru-baru ini Xi mengunjungi Arab Saudi yang merupakan sekutu lama Washington.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement