REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ombudsman militer Ukraina, Alyona Verbitskaya mencatat sedikitnya 15 ribu orang hilang di Ukraina sejak perang dimulai Februari. Angka tersebut termasuk warga sipil Ukraina dan tentara serta lainnya.
"Rusia telah mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki 3.000 tentara Ukraina yang ditahan," kata Alyona Verbitskaya dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu (31/12/2022)
"Komunikasi dengan pejabat Rusia tentang masalah tawanan perang sangat buruk,” imbuhnya.
Peran di Ukraina masih berkecamuk hingga kini. Perundingan damai antara Rusia dan Ukraina belum menemukan jalannya, meski Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan niatnya untuk berunding. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba telah menyatakan bahwa Kiev tidak akan membuat konsesi teritorial apapun ke Rusia saat negosiasi antara kedua negara berlangsung.
"Tidak satu inci pun tanah Ukraina akan tunduk pada konsesi diplomatik atau militer," katanya dikutip laman TRT World. Ia mengatakan, bahwa sikap keras Ukraina dalam negosiasi adalah diplomasi perang.
Kuleba juga mengatakan bahwa dia ragu Rusia akan berubah menjadi negara liberal dan demokratis. "Mereka perlu didorong ke perbatasan mereka dan dikurung," katanya.
Dia mengatakan beberapa orang di Barat masih takut akan konsekuensi kekalahan Rusia di Ukraina.
"Banyak yang dengan tulus mendukung Ukraina, tetapi masih tidak bisa membayangkan kekalahan Rusia. Saya sudah mulai memberitahu mereka bahwa dunia tidak akan runtuh jika Rusia runtuh,” katanya.