Senin 02 Jan 2023 12:18 WIB

Prancis Lakukan Uji Covid Secara Acak terhadap Pelancong Asal China

Prancis menyusul Italia, Inggris, dan AS yang telah lebih dulu terapkan tes Covid.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Seorang penumpang yang datang dari China meninggalkan area pengujian COVID-19 yang ditetapkan di bandara Roissy Charles de Gaulle, utara Paris, Minggu, 1 Januari 2023. Prancis mengatakan akan mewajibkan tes COVID-19 negatif untuk semua penumpang yang datang dari China dan mendesak warga Prancis untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke China.
Foto:

Meski terdapat kekhawatiran tentang masuknya varian baru Covid-19 ke Australia, Butler tetap percaya pada sistem dan fasilitas perawatan di negaranya. “Untungnya, di Australia kami memiliki akses yang mudah ke vaksin dan perawatan, dan kekebalan populasi yang mendasarinya tinggi,” ujar Butler.

Presiden China Xi Jinping telah menyerukan persatuan di negaranya untuk menghadapi gelombang baru infeksi Covid-19. Sejak China melonggarkan kebijakan nol-Covid, negara tersebut mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Dalam pidato Tahun Baru yang disiarkan di televisi pada Sabtu (31/12/2022) lalu, Xi mengatakan, China telah mengatasi kesulitan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam memerangi pandemi Covid-19. “Sejak merebaknya epidemi, mayoritas kader serta massa, terutama tenaga medis, pekerja akar rumput, menghadapi kesulitan dan dengan berani bertahan,” ucapnya.

Dia pun memperingatkan tentang bahwa upaya pengendalian Covid-19 memasuki fase baru. “Saat ini pencegahan dan pengendalian wabah memasuki babak baru, masih masa perjuangan, semua orang gigih serta bekerja keras, dan fajar sudah di depan mata. Mari bekerja lebih keras, ketekunan berarti kemenangan, dan persatuan berarti kemenangan,” ujar Xi.

Sejak kebijakan nol-Covid dilonggarkan awal Desember lalu, China menghadapi lonjakan infeksi Covid-19. Fasilitas kesehatan dan medis di sejumlah wilayah di sana dilaporkan mulai kewalahan menangani gelombang pasien. Namun belum benar-benar diketahui apakah peningkatan kasus baru Covid-19 benar-benar terjadi di China. Hal itu karena Cina telah memutuskan untuk berhenti menerbitkan data harian tentang penularan Covid-19 di sana. 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement